Orangtua Merasa Bangga dengan Pretasi yang Diraih
Nurhasanah, Praben Kabupaten Kubu Raya 2016
Melestarikan budaya bangsa, adalah suatu tugas mulia. Kalau
bukan pemuda yang meneruskan, budaya bangsa bisa punah. Hal tersebut tak
terelakkan, apabila pemuda hanya santai-santai saja, tanpa ada rasa memiliki
dan menjaga budayanya.
Sukardi, Pontianak
Ini tentang seorang Praben Madura, dalam bahasa Indonesia,
Praben adalah Gadis. Ia bernama Nurhasanah, lahir 15 Januari 1996 di Parit
Ganduk, Desa Mega Timur, Kecamatan
Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya. Nurhasanah anak pertama dari bapak
Munadi yang kesehariannya berdagang di Pasar Flamboyan Pontianak dan Ibu
Khotijah seorang wanita hebat yang membesarkan Nurhasanah.
Hari itu, Sabtu 8 Oktober 2016, menjadi hari yang bersejerah
untuk Nurhasanah, sebuah mahkota berwarna perak, bertengger di kepalanya. Suatu
kenyataan yang tak terbayangkan sebelumnya, Ia bisa menjadi pemenang pertama
Praben dalam pemilihan Lanceng Praben Kabupaten Kubu Raya 2016.
Kalah dan menang dalam suatu perlombaan itu adalah hal yang
wajar, Nurhasanah memiliki niat tersendiri dalam pemilihan Lanceng Praben 2016
ini. “Karena niat saya awalnya hanya ingin menambah wawasan dan pengalaman. Jikalau
menang Alhamdulillah, gak menang pun Alhamdulillah, karena
namanya juga perlombaan, kalah menang itu biasa,” kata Nurhasanah dengan
senyuman khasnya.
Nurhasanah adalah alumni SMK Negeri 6 Pontianak, Jurusan Tekstil lulusan tahun 2014. Ia aktif di
organisasi Laskar Sakera, dengan slogan khasnya “Salam Settong Dere” dalam
bahasa Indonesia berarti salam satu darah. Ia sudah hampir setahun bergabung
dan menjadi bagian Bendahara di Bidang Keolahragaan.
Pemilihan Lanceng Praben merupakan ajang terbesar Madura
Kalimantan Barat, nomor kedua setelah Karapan Sapi. Pemilihan Lanceng Praben bertujuan memilih putra-putri Madura terbaik untuk
dijadikan sebagai duta. Acara ini diselenggarakan oleh Ikatan Keluarga Besar
Madura (IKBM) Kubu Raya dengan Ikatan
Lanceng Praben (ILP) Kubu Raya. 2016 ini merupakan pemilihan Lanceng Praben
Kubu Raya yang keempat.
Gadis ini mengikuti pemilihan Lanceng Praben, termotivasi
dari Arifuddin Runner Up Lanceng Kubu Raya 2015 utusan Kecamatan Sungai
Ambawang. Nurhanasah ingin meneruskan estafet juang yang didapat oleh pemuda
sebelumnya.
Awalnya, Pemudi Madura ini sempat merasa minder untuk
mengikuti ajang bergengsi tersebut, pasalnya ia tidak melanjutkan pendidikan ke
jenjang perkuliahan. “Terkadang saya bilang seperti ini, saya ini kan gak
kuliah, apakah saya ini bisa seperti mereka (mahasiswa.red),” katanya.
Kemudian seniornya, Arifuddin memberikan motivasi dan berkata
“Iya bisa dek, gak harus kuliah kok,” itu menjadi kalimat pendorong semangat
untuk Nurhasanah.
Mengikuti pemilihan Lanceng Praben, ia bertujuan untuk
mengembangkan dan memperkenalkan budaya Madura. “Tujuan saya ingin
mengembangkan Madura, agar budaya Madura ini tidak hanya dikenal oleh etnis
Madura saja, namun bisa dikenal oleh etnis lainnya,” katanya dengan penuh
semangat.
Karantina berlangsung selama 2 hari, di Parit Masegi,
Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya. Hari pertama menerima materi
dari pariwisata, hari kedua tes wawancara dari masing-masing dewan juri yang
memberikan materi. Ketika wawancara, Nurhasanah merasa takut tidak bisa
menjawab. Sebagai pemenang Praben, Nurhasanah menandatangi kontrak yakni selama
setahun ke depan tidak boleh menikah.
Nurhasanah, gadis yang memiliki hobi jalan-jalan dan menyukai
musik kasidah, serta menjadi vokalis di grub kasidahnya, kedepan berencana
membentuk suatu sanggar tari dan sandur Madura.
Kebiasaan Nurhasanah jalan-jalan tersebut, terkadang membuat
orangtua menasehatinya. Pelan-pelan Nurhasanah memberikan bukti dan hasil dari jalan-jalan tersebut, orangtua merasa bangga
dengan pretasi yang diraih. “Menjadi juara 1 Praben, Alhamdulillah, sangat-sangat
senang, sulit rasanya diucapkan dengan kata-kata. Di situ hadir orangtua, yang
awalnya kurang mendukung, karena saya setiap hari selalu kemana-mana, mereka
mengira tidak ada tujuan, jadi dengan kemenangan ini saya bisa membuktikan
bahwa saya bisa,” katanya.
Di sinilah Ia membuktikan, bukan hanya keluyuran tanpa tujuan
yang jelas, dan tanpa ada hasilnya. “De’diyeh
la mak engkok se ajelen, engkok ajelen
ke bere’ ke temor, ke lao’ ke dejeh, tadek ollenah, setiah engkok bise buktiakin,”
kata Nurhasanah dengan bahasa Madura. Ibunda menjawab, “Iyelah, de’diyeh,
buktiakin, bahwe kakeh bise,” kata sang Ibunda dengan penuh rasa kasih
sayang.
Nurhasanah juga merasa sangat bangga, Ia bisa tergabung
bersama keluarga baru di Ikatan Lanceng Praben (ILP) Kabupaten Kubu Raya, yang
langsung dinaungi oleh Ikatan Keluarga Besar Madura (IKBM) Kalimantan Barat.
Di sela-sela wawancara, Nurhasanah memberikan pesan yang
tertuju kepada para pemuda Madura, untuk tidak malu menjadi etnis Madura dan
harus bangga dengan Madura yang memiliki kebudayaan begitu banyak. “Pesan saya
untuk semua pemuda-pemudi Madura, terutama yang ada di Kalimantan Barat, jangan
pernah malu mempunyai suku Madura. Seharusnya kita bangga, karena budaya kita
ini sangat banyak, kita harus bangga menjadi orang Madura,” tutur Nurhasanah
dengan mimik wajah semangat.
Nurhasanah berharap
semua masyarakat Madura, terutama yang berada di Kecamatan Sungai
Ambawang, bisa mengembangkan budaya Madura, agar tidak punah, bisa berkembang
di Kalimantan Barat, dan bisa dikenal masyarakat banyak, semoga.(*)
0 Komentar