Semangat Berdakwah Pemuda Limbang Serawak Malaysia
Awang Mohamad Fahmi Zaquan. Dok:Pribadi |
Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Pontianak, menjadi kampus pertama di Kalimantan Barat yang
menerima mahasiswa Internasional. Dua pemuda Serawak Malaysia, terdaftar
sebagai mahasiswa angkatan 2016, di Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI),
Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD), IAIN Pontianak. Di antaranya bernama Awang
Mohamad Fahmi Zaquan.
SUKARDI, Pontianak
Sinar matahari di
Miri Malaysia terasa hangat, dengan suhu 28 derajat celsius. Awang Mohamad
Fahmi Zaquan, bersama keluarga bersiap-siap. Semangat yang kuat terbalut di jiwanya, perjalanan jauh
tak membuat niatnya surut, laju mobil yang membawanya terus bergegas. Dari Miri
hingga Sibu banyak berdiri pohon kelapa sawit, menjadi pemandangan salama
perjalanannya. Pohon-pohon sawit itu seakan-akan menyapa dan bertanya, mau ke
mana kah kau anak muda?.
Pertanyaan itu
terjawab oleh pemuda kelahiran Limbang, 7 November 1995 itu, setibanya di Kota
Pontianak pada Kamis, 25 Agustus 2016. Pemuda lulusan Pusat Latihan Dakwah
Hikmah itu, menempuh perjalanan kurang lebih 27 jam.
“Mula-mula jejak
kaki di Entikong, saye sendiri bermula berpikir negatif, karena ramai gangster,
tetapi tibe saye di Kota Pontianak, pikiran saye terus bertukar ke 360 derajat,
sebab di sini manyoritas masyarakatnye ramah, saye suke satu slogan “Anda sopan, kami segan”, saye pikir
patutlah semue orang Pontianak ni bagus-bagus, sebab slogannye tu bukan hanye
melekat di bibir, tapi dimasukkan dalam hati,” tutur pria yang akrab disapa
Fahmi di awal percakapan bersama Pontianak Post.
Fahmi anak kelima
dari enam bersaudara, anak dari seorang ayah bernama Mohamad Junaidi dan ibu
bernama Nor Raidah. “Saudara kandung ade enam, dua abang, saye anak kelima,
ada satu orang kakak dan satu orang
adek, yang merantau ke luar negeri baru saye seorang,” jelasnya.
Fahmi mendaftar
sebagai mahasiswa baru, melalui jalur kerjasama antara IAIN Pontianak dengan
Lembaga Hikmah Serawak, Malaysia, yang membuka peluang kepada Mahasiswa IAIN
Pontianak, untuk melakukan program pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk
pembinaan muallaf di wilayah Serawak , Malaysia.
“Masuk ke IAIN
Pontianak alhamdulillah dipermudahkan, pihak IAIN Pontianak dan pihak Hikmah
sudah ada jalinan kerjasama sebelumnya, ketika itu mahasiswa IAIN pernah ke
Kuching dan ditempatkan di pedalaman. Seluruh Serawak 20 orang pelajar lelaki
yang dipilih, dan Fahmi salah satunye,” ujarnya.
Fahmi
melanjutkan, “Pusat Latihan Dakwah Hikmah bergerak dalam bidang Dakwah Islam. Lembaga
ini mensyiarkan dakwah di berbagai bidang seperti pendidikan, ekonomi, budaya
di daerah Serawak,” lanjutnya.
Fahmi tidak
pernah terpikirkan akan kuliah di IAIN Pontianak, pemuda ini sebelumnya
berkeinginan untuk melanjutkan studi ke Malang, Surabaya dan Gontor. Namun
takdir berkata lain. “Sebelum jejak kaki ke IAIN Pontianak, tak pernah terpikir
lah, pikiran saye ke Malang, Surabaya, dan ke Gontor, tapi tak tau kenape
diantar ke sini, sudah takdir Allah SWT,” ungkapnya.
Ini menjadi kali
pertama Fahmi menginjakkan kaki di Bumi Khatulistiwa. Tentu ada beberapa
kecanggungan yang dirasakannya, di antaranya dari segi bahasa. “Dari segi
bahasa satu kesulitan bagi diri saye sendiri lah, tapi dari segi budaya tak
jauh beza, sebab masih dalam satu rumpun negara,” kata Fahmi sambil
memperlihatkan kesulitannya dalam berbahasa Indonesia.
Dua minggu
sebelum berangkat ke Pontianak, Fahmi sudah memikirkan bagaimana keadaan
kampus.“Dua minggu sebelum berangkat saye terpikir-pikir, bagaimana keadaan
kampus, macam mane keadaan masyarakat, mahasiswa, dosen, apekah akan jadi
masalah bagi saye dalam pelajaran, sebab bahase,” pikirnya.
“Saye sudah buka youtube, saye cek beberapa detail
tentang kampus. Saye sudah buka beberapa detail tentang jurusan KPI. Jadi, dari
situ saye dapat gambaran, mahasiswa dan dosen menerima saye dengan hati terbuka
luas, bagi saye mahasiswa dan dosen sini lidahnye tidak mau ringan, sebab
menerima terlampau baek,” kata Fahmi dengan hati senang.
“Satu pilihan di
bidang KPI ini, disebabkan guru saye yang milih, Pak Baharuddin Mansyur, dan Pak Zaenuddin yang menyalurkan saye ke
sini, sebab saye suke di bagian becakap, jadi disalurkan di bagian komunikasi
Penyiaran Islam, Konsentrasi Jurnalistik,” terang Fahmi tentang jurusan yang
dipilihnya.
Ketika akan
berangkat kuliah ke Pontianak, keluarga Fahmi merasa tidak setuju, dikarenakan
tempat yang begitu jauh. “Mula-mula family tak setuju sangat, sebab terlampau
jauh, merantau ke negara orang. Selepas mereka antar saye ke sini dan melihat
keadaan, alhamdulillah mereka cakap okey, sesuai untuk diri sendiri tempat ini.
Dari pihak lembaga juga mensuport, mereka cakap, teruskan!,” ucap Fahmi dengan
mimik wajah begitu bersemangat, sambil memperagakan gaya sang guru.
Saat ini Fahmi
masih dalam tahap penyesuaian dengan kawan-kawan kelas dan para dosen di
kampus. “Sudah berjalan tiga minggu, masih dalam penyesuaian, termasuk di segi
bahase, bahkan penyesuai dengan berbagai suku di kelas, ada melayu, jawa,
madura, bugis dan lainnya, unik. Dari segi pelajaran, pihak dosen memberi
support yang bagus, ketika saye tak paham, ditranslate kan ke dalam bahase
Inggris dan bahase Melayu Baku,” katanya.
Orang tua dan
guru berpesan kepada Fahmi, jangan mudah terpengaruh oleh orang lain, harus
fokus dengan tujuan utama, yakni menuntut ilmu. “Pesan orang tue, jangan mudah
keikut-ikut orang, jangan mudah tertipu. Guru becakap, kalau kamu di sana, yang
dicari adalah ilmu, bukan yang dicari adalah pendampingmu,” kata Fahmi sambil
tertawa kecil.
Memulai belajar
agama sejak masuk di Mahad Hikmah pada tahun 2013 dengan pengetahuan agama yang
sangat minim. “Saye belajar Alquran dalam mase yang singkat, selame sebulan
tanpe belajar bacaan iqro,” tutur Fahmi dengan bahasa Malaysia.
Fahmi menyukai
musik pop dan rock kapak, pernah
bercita-cita untuk menjadi seorang polisi sebelum menekuni bidang keagamaan. “Cita-cita
asal sebelum dibidang agama, saye ingin menjadi seorang polis,”tuturnya.
Fahmi mengatakan
sudah merasa nyaman di IAIN Pontianak, dia berharap bisa menjadi penceramah.
“Di sini sudah merasa nyaman, sebab sahabat-sahabat satu mahad bagus. Harapan ke depan, bisa menjadi orang
yang fasih dalam bicara hal agama, berceramah, itu menjadi first target,” tutup Fahmi.
0 Komentar