Goresan tinta di Pontianak Post
#Sukardi (Adi TB),
Mahasiswa IAIN Pontianak
Menulis dan tulisan bisa terbit di media cetak, sudah menjadi
keinginanku, sejak duduk di bangku Sekolah Dasar. Dengan usia yang belum banyak
makan asam garam, keinginan hebat itu sudah tumbuh di jiwaku. Ketika di kampung, aku bisa menemukan dan
membaca Koran, namun Koran yang
sudah menjadi bungkusan, baik itu untuk membungkus gorengan, ikan asin, bawang,
belacan dan lain-lain. Yang lebih tragisnya lagi, Koran tersebut
sudah tidak up to date dan kadaluarsa, bukan hanya dalam hitungan hari dan
bulan, tapi sudah tahunan.
Sukardi, Mahasiswa Jurnalistik IAIN Pontianak |
Sungguh miris yang terjadi di kampungku, mungkin juga terjadi
di kampung pembaca yang lain. Ingin mendapatkan informasi dari media cetak
sangat susah, karena tidak ada cabang di kampung, sebagai tempat penerima
kontribusi Koran yang akan terbit. Baru 2 tahun
terakhir ini, Koran Pontianak Post sudah bisa didistribusikan ke Teluk
Batang.
Berbicara kampung, aku putra
daerah yang pernah dipimpin oleh Gusti Muhammad Saunan, yakni kabupaten
Ketapang. Setelah terjadi pemekaran kabupaten, pada tahun 2007 terbentuk kabupaten
baru di Kalimantan Barat, yakni Kabupaten Kayong Utara. Alamat Saya di
kecamatan Teluk Batang. Oleh sebab itu, aku disapa Adi TB, alias Adi Teluk
Batang.
Aku alumni SDN 03 Teluk Batang (2006/2007), SMPN 1 Teluk
Batang (2009/2010) dan SMAN 1 Teluk Batang (2012/2013) di Kabupaten Kayong
Utara, Provinsi Kalimantan Barat. Setelah berangkat ke Kota Pontianak, untuk melanjutkan
studi ke perguruan tinggi, akhirnya aku bisa langsung membaca Koran yang baru
terbit dan aktual.
Aku mahasiswa Jurnalistik, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD), Tahun Akademik 2013/2014, di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pontianak, yang telah beralih status menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak, pada 1 April 2014.
Aku mahasiswa Jurnalistik, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD), Tahun Akademik 2013/2014, di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pontianak, yang telah beralih status menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak, pada 1 April 2014.
#Perkenalan awal
bersama Pontianak Post
Kisah ini dimulai ketika aku berani mengirimkan opini, puisi
dan cerita pendek (cerpen) karyaku ke redaksi Pontianak Post, pada awal
perkuliahan tahun 2013. Saya kirimkan
tulisan tersebut ke email redaksi@pontianakpost.com,
pada 11 Desember 2013 untuk opini dengan judul “Jalan Trotoar Galau” dan puisi dengan judul “Kangen Ibu,” opini dan
puisiku tidak ada kabar, ya sudah pasti tidak diterima, kalau sudah lama seperti
itu, saya berlapang dada, karena seperti yang saya baca di artikel tentang
mengirimkan tulisan ke media, kalau baru ngirim, jangan ngarep lebih, ya nulis
lagi, dan ngirim lagi, jangan nyerah…!
Kemudian saya mengirimkan cerpen pada 4 Januari 2014, dengan
judul “Sarung Untuk Khodel” dengan penuh rasa optimis. 26 Januari 2014, perdana cerpenku terbit di
Harian Pontianak Post, sungguh bergoncang hati ini, BAHAGIA. Karena mimpi
seorang mahasiswa dari kampung, yang ingin tulisan terbit di Koran, akhirnya
terwujud, terbit dan dibaca banyak orang. Mungkin hal ini juga yang dirasakan
oleh penulis lainnya.
Ternyata cerpen, puisi dan opini terbit itu mendapatkan
honor, saya baru tahu kabar itu dari senior di club menulis IAIN Pontianak. Saya
masih malu rasanya mau ke kantor Pontianak Post, yang terletak di Jalan Gajah
Mada, no 2-4. Selain cerpen, puisiku pelan-pelan juga terbit di Pontianak Post
dan Opini.
Setelah terbit cerpen kedua, dengan judul “S” yang kukirim pada 27 Januari 2014, alhamdulillah terbit 20 April 2014. Kali kedua cerpenku terbit, akhirnya aku mulia berani ke Pontianak Post, dan menemui Bu Ratna dan Bu Silvina untuk mengambil struk untuk honor di lantai 5, kemudian ke lantai 4 untuk mengambil honor (sekarang sudah pindah ke lantai 2).
Walau menunggu lumayan lama, namun ku merasa bahagia, karena
tulisanku masih mendapat kesempatan untuk terbit di Pontianak post. Terimakasih
Pontianak Post, yang telah bersedia menyalurkan inspirasiku melalui tulisan.
Terimakasih untuk pembaca setia Koran Pontianak post, semoga Pontianak Post
terus maju dan lancar membawa perubahan untuk bangsa. Hidup Pers!
#PPL IAIN Pontianak
2016
Banyak keseruan di ruang redaksi, apalagi pada malam hari,
proses pengolahan berita yang didapat pada siang hari, proses editing dan
layout. Dulu, ketika di kampung masih sepok dengan Koran, gimana si cara
buatnya. Setelah kuliah di Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, konsentrasi Jurnalistik, akhirnya mengerti tentang proses pembuatan Koran.
Kantor Graha Pena, Harian Pontianak Post, tidak jauh dari
kampusku, IAIN Pontianak. Jadi ketika ke kampus, aku melewati Jalan Gajah Mada,
dan pasti melihat kantor Pontianak Post yang berada di depan Pasar Flamboyan. Bergetar
rasa hati ini, untuk kerja di kantor tersebut. Menjadi semangat tersendiri
untuk di kelas mengikuti perkuliahan.
Pada semester 2, diundang oleh bu Silvina, untuk mengikuti workshop yang menghadirkan narasumber dari Dewan Pers.
Aku dan Fatul Birri mewakili Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Warta IAIN
Pontianak. Selain
workshop, kita juga bersambung dengan perkuliahan dan magang di Pontianak Post.
Selasa, 20 September 2016, pembekalan dan pelapasan peserta
praktek pengalaman lapangan (PPL) 2016, fakultas Ushuluddin adab dan
Dakwah IAIN Pontianak. Dekan FUAD IAIN
Pontianak, Pak Syamsul Hidayat mengatakan tujuan PPL ialah sebagai berikut:
#Dapat mengenal secara cermat lingkungan PPL, baik fisik, social dan administratif.
#Untuk menerapkan berbagai keterampilan potensial dalam kehidupan nyata.
#Menarik kesimpulan nilai dari penghayatan dan pengamalan yang disampaikan melalui laporan penelitian.
Rabu, 21 september 2016 penyerahan ke lokasi PPL
masing-masing, aku dan 3 rekan ku di dampingi oleh Pak Dulhadi ke Pontianak post.
Mulai hari itu, menjadi hari pertama magang, kami mendapatkan arahan dari
pamong kami, Bu Silvina, yang sudah lama ku kenal dari 3 tahun yang lalu.
Bu Silvina juga mengajar mata kuliah tentang manajemen pers pada semester 5, kemudian Pak Heriyanto juga pernah mengajar mata kuliah opini, semester 6, dan mata kuliah etika
pers pada semester 7. Jadi secara emosional kami sudah
ada kedekatan. Di hari pertama magang ini, kami menyusun rencana ke depan dan tugas yang akan kami terima. Kami
mendapatkan pengarahan dari Bu Silvina, sekretaris redaksi
dan Pak Heriyanto, pimpinan redaksi. Di dapur redaksi, pada sebuah meja
bundar, kami mendapatkan pengarahan,
berikut beberapa poin besarnya, yang harus kami hadapi sebulan kedepan.
- 1 Hari 1 Berita, USAHAKAN!
- Aplikasikan ilmu yang diperoleh dari perkuliahan, buat berita semenarik mungkin.
- Tanya-tanya sama wartawan senior.
- Berita diedit 2 kali atau lebih, untuk hasil yang lebih bagus.
- Jangan cepat down ketika berita tidak dimuat.
- Jangan cepat merajuk.
Tata tertib:
- Membawa bendera nama baik Pontianak Post
- Wartawan Pontianak Post Identik dengan KERAPIAN
- Jujur kepada narasumber bahwa sedang magang
- Membawa surat tugas setiap liputan
Kelompok magangku yang di Pontianak Post, Yuni Mustika, Annisa dan Fatul Birri, untuk yang cowok malam hari mengoreksi halaman.
Surat Tugas, Wartawan (Magang) |
Hari pertama magang, berita kami sudah terbit, sungguh senang
rasa hati ini berita terbit di halaman 2, walau masih gabungan dengan rakanku Fatul Birri: berikut foto beritanya:
Terbit: Kamis, 22 September 2016, Halaman 2 |
Kemudian menyusul berita tentang mahasiswa yang mengembangkan batik.
Feature tentang Pekerja Rumah Tangga Sembari Kuliah
Ini versi onlinenya:
http://www.pontianakpost.com/pernah-ibu-majikan-marah-marah-saya-kepikiran-mau-berhenti
MoU FUAD IAIN Pontianak dan Lembaga Majelis Agama
Feature tentang mahasiswa IAIN Pontianak Berkebangsaan Malaysia
#Versi Online:
http://www.pontianakpost.com/dari-malaysia-ke-pontianak-untuk-menuntut-ilmu
Feature Tentang Lanceng Praben Kubu Raya 2016
#Versi Online:
Terbit: Senin, 3 Oktober 2016, Halaman 1 |
http://www.pontianakpost.com/pernah-ibu-majikan-marah-marah-saya-kepikiran-mau-berhenti
MoU FUAD IAIN Pontianak dan Lembaga Majelis Agama
Terbit: 3 Oktober 2016, Halaman 24 |
Feature tentang mahasiswa IAIN Pontianak Berkebangsaan Malaysia
Terbit: Sabtu, 15 Oktober 2016, Halaman 17 |
http://www.pontianakpost.com/dari-malaysia-ke-pontianak-untuk-menuntut-ilmu
Feature Tentang Lanceng Praben Kubu Raya 2016
Terbit: Minggu, 16 Oktober 2016, Halaman 16 |
http://www.pontianakpost.com/buat-bangga-orang-tua-jangan-malu-menjadi-madura
Hari demi hari kami jalani, tidak terasa sudah memasuki 3 minggu terakhir, Pak Harjani Hefni, selaku tim monitoring PPL, mendatangi Pontianak Post dan mencatat pencapaian kami selama PPL. Beliau juga berpesan, manfaatkan kesempatan PPL ini sebaik mungkin, kalau bisa dapat link untuk kerja, makin bagus.
Ternyata, minggu depan tidak menjadi minggu terakhir, kami dikontrak lagi selama sepuluh hari ke depan, untuk liputan Pontianak Shopping Festival (PSF) dalam rangka Hari Jadi Kota Pontianak ke -245, dan menjadi tulisan wajib kami sebagai wartawan selama bulan Oktober, aku diposkan di Ayani Megamal, menulis tenant yang ada di sana.
Sebenarnya dari jadwal yang ada, PPL selesai pada 20 Oktober 2016. Pihak kampus pun memberikan izin kepada pihak Pontianak Post terkait penambahan waktu tersebut, hingga 31 Oktober 2016. Aku si suka-suka aja, aku merasa betah, sudah sebulan di Pontianak Post tidak terasa lama. Aku ingin berlama-lama di sini, dengan suasana dan pengalaman yang bervariasi. Bekerja di Pontianak Post menjadi salah satu mimpiku. (*)
#Aku senang dengan perjalanan yang mengasyikkan ini
#Nikmati Prosesnya, Setelah itu Hasilnya
#Hidup Indah Bersama Ilmu
#Menulis adalah Menulis
#Pantang Pulang Sebelum Dapat Berita
Pontianak, Selasa 18 Oktober 2016.
Di Dapur Redaksi Harian Pontianak Post
2 Komentar
Assalamu'alaikum kak, saya junior mu di iaian, saya senang menulis, kakak adalah salah satu motivasi saya terimakasih
BalasHapusWa'alaikumsalam dek, terima kasih ya atas kunjungannya. Nama adek siapa.... sudah semester berapa? DM ke IG saya ya... @sukarditb
Hapus