R.A Kartini, dari:
Apa Kabar Kartini?
Oleh: Sukardi (Adi TB)
Ibu kita Kartini
Putri Sejati
Putri Indonesia
Harum namanya
Ibu kita Kartini
Pendekar bangsa
Pendekar kaumnya
Untuk merdeka
Itulah lirik bait pertama dan kedua pada
lagu Ibu Kita Kartini yang diciptakan oleh W.R Supratman. Banyak dari kita yang
pernah mendengar atau bahkan menyanyikan lagu Ibu Kita Kartini sejak masa-masa
sekolah, lagu yang menggambarkan sosok wanita dalam perjuangan bangsa
Indonesia, dialah Raden Adjeng Kartini.
Kartini adalah wanita yang menjadi
pahlawan bagi kebebasan para wanita untuk mengeluarkan aspirasi di Indonesia
sejak masa penjajahan kolonial Belanda. Kartini dikenal karena memperjuangkan
emansipasi wanita atau persamaan hak seorang wanita dalam berbagai aspek
kehidupan masyarakat. Seperti yang kita ketahui, pada zaman dahulu,
wanita banyak yang dikekang dan hanya memiliki posisi laik di dapur, kasur dan
sumur. Namun peradaban dan perubahan yang telah dibuat oleh Kartini telah
membuat wanita Indonesia mampu mengeluarkan ide-ide cemerlangnya.
Raden Adjeng Kartini lahir di Jepara,
Jawa Tengah, 21 April 1879 , meninggal di Rembang, Jawa Tengah, 17 September
1904 pada umur 25 tahun. Sebenarnya lebih tepat disebut Raden Ayu Kartini,
adalah seorang tokoh Jawa dan Pahlawan Nasional Indonesia. Kartini dikenal
sebagai pelopor kebangkitan perempuan pribumi.
Raden Adjeng Kartini berasal dari
kalangan priyayi atau kelas bangsawan Jawa. Pada saat itu, muncul keinginannya
untuk memajukan perempuan pribumi, karena ia melihat bahwa perempuan pribumi
berada pada status sosial yang rendah. Pada surat-surat Kartini tertulis
pemikiran-pemikirannya tentang kondisi sosial saat itu, terutama tentang
kondisi perempuan pribumi. Sebagian besar surat-suratnya berisi keluhan dan
gugatan khususnya menyangkut budaya di Jawa yang dipandang sebagai penghambat
kemajuan perempuan. Dia ingin wanita memiliki kebebasan menuntut ilmu dan
belajar.
Kalimantan Barat juga memiliki sosok
penerus Kartini, diantaranya ialah ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kalimantan
Barat, Ibu Umi Rifdiyawaty, akrab disapa Umi. Lahir di Sintang pada 26 Mei
1979. Menamatkan pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Sambas. Masih relatif
muda, tetapi sudah berjiwa pemimpin sejak menjadi aktivis mahasiswa di
Universitas Tanjungpura sekitar 12 tahun lalu. Umi kini memiliki jabatan
terpandang dalam tahun politik 2013-2014. Setelah lima tahun sebagai anggota
KPU Provinsi Kalbar 2008-2013, kini ia menjabat sebagai ketua untuk periode
2013-2018.
Kemudian ibu Rawasiyah, bidan yang
sehari-hari bertugas di Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, diundang ke
Istana Negara pada peringatan HUT Kemerdekaan RI Tahun 2014 yang diadakan di Surabaya,
Jawa Timur. Bukan tanpa sebab ia diundang, melainkan karena prestasinya meraih
juara I tingkat nasional bidan mandiri.
Banyak lagi Kartini-Kartini di masa
sekarang yang tak sempat kutuliskan. Silakan para pembaca menuliskannya sendiri
dalam catatan hidup. Bagiku, Ibu kandungku jugalah penerus Kartini, Ia
wanita hebat, saya bangganya.
Yang menjadi koreksian kita saat ini,
ialah kepada pemudi Indonesia, bagaimana mereka membawa Indonesia kedepannya?,
apakah akan melanjutkan perjuangan Kartini?, sebagian besar Pemudi pada masa
sekarang hidupnya dilingkari kemewahan dan bertemankan gadget, fakta yang
demikian membuat pertanyaan terus keluar, dan tertampung.
Apa kontribusi mereka sebagai penerus
Kartini, dan apa kabar kartini hari ini?
Semoga, jawaban dari pertanyaan semu
ini, dapat ditemukan pada lorong-lorong waktu, sembari berjalan membawa
kebaikan, berusaha ikhlas, serta menciptakan prestasi bermanfaat, semoga.
Penulis; Pimpinan Redaksi Lembaga Pers
Mahasiswa IAIN Pontianak
0 Komentar