Pidato Si Unyil
Guru-guru SD baik semua sama saya dan kepada kawan-kawan. Guru Pendidikan Agama Islam namanya Fahria S.Pd, guru Matematika namanya Bujang Eflar S.Pd, guru Bahasa Indonesia namanya Mahud
S.Pd SD, Guru IPA namanya Suryanto S.Pd.
Pak Bujang lumayan galak dalam mengajar, tapi asyik juga dan bisa ngelucu.
Pak Suryanto bisa memberi motivasi, Bu Fahria tegas dengan didikan agamanya,
dan Pak Mahud telah berhasil membimbing saya, untuk bisa berani
dan percaya diri, berbicara di
khalayak ramai atau muka umum. Guru bahasa Indonesia saya ini sangat mendukung dan menggenjot saya untuk bisa berpidato.
Dari kelas empat SD saya telah mendapat amanah untuk menyampaikan pesan dan
kesan perwakilan adik kelas dalam acara perpisahan siswa-siswi kelas enam. Sungguh terasa dag-dig-dug di hati, karena menjadi
kali pertama saya berpidato.
Saya terus belajar dan latihan di rumah Pak Mahud, dan yakin
bisa. Pas pada hari “H” nya, saya masih saja terasa gemetaran. Saya masih
menggunakan mitos lama dan memang bisa jadi iya. “ Air penawar”, ya air itu yang
ada dipikiran ibu dan saya.
Ibu bergegas ke rumah dukun kampung dengan membawa air kedalam botol berukuran sedang. Saya langsung meminumnya
ketika akan turun dari rumah. Dengan
membaca bismillah saya berangkat ke sekolah. Masalah air penawar tadi itu, ya
percaya tidak percaya, harus percaya (ini pemaksaan, haha). Ya mau bagaimana juga, manfaatnya minumkan ada, yakni untuk melancarkan metabolisme dan pencernaan. Untuk masalah menghilangkan grogi, saya rasa itu hanya sugesti yang masuk
kedalam pikiran kita. Dan sugesti itu berhasil.
Ilmu yang dapat saya ambil ketika akan berpidato yaitu masalah kesiapan dan
pengaturan pola pikir. Dalam pikiran harus positif dan yakin bisa, jangan
berfikiran akan salah, itulah yang akan menggangu pikiran dan konsentrasi.
Penguasaan panggung dan suasana juga perlu. Jangankan yang perdana berpidato, yang sudah biasa saja masih
ada yang namanya grogi. Jadi, menurut saya grogi itu bukan masalah, namun grogi
itu sesuatu yang akan hadir ketika kita menghadapi atau menemukan momen
tertentu dan katakan itu luar biasa.
Dari pidato pertama saya itu, saya
langsung berani berbicara di muka umum. Malahan saya menjadi ketagihan untuk
mengeluarkan atau mengungkapkan kata-kata yang ada di dalam hati. Kemudian kita
bisa di kenal orang banyak, pokoknya asyik banget deh buat saya pribadi.
Saya ini sedikit cadel alias tidak bisa menyebutkan dengan baik salah satu
huruf abjad. Huruf “R” yang lumayan sulit untuk saya ucapkan dengan benal, tu kan. Akan tetapi, alhamdulillah saya
terpilih untuk menjadi penyampai kata pesan dan kesan pada perpisahan SD Tahun
2005 sampai 2007, SMP Tahun 2008 sampai 2010, SMA 2011-2012. Sungguh saya
memaparkan itu sebagai hal yang aneh. Mungkin mereka sudah terlanjur suka, atau
mungkin terlanjur salah memilih saya. Hehe (bisa jadi).
Banyak hikmah yang saya dapatkan, saya bisa berbicara dan tidak terlalu
grogi ketika menjadi MC, moderator, ketua panitia dan sambutan yang lainnya.
Jadi, pelajaran yang harus diterapkan, mulailah belajar dari yang dasar
alias nol untuk bisa mencapai puncak, dan harus ada usaha, kemudian untuk
membuat ilmu pengetahuan kita bisa bermanfaat dan mendapat ridho, jangan lupa
berdoa kepada Allah SWT, karena pengetahuan bersumber dari Sang Kholiq lagi
Maha Mengetahui.
0 Komentar