Ngajar Ngaji
Oleh:
Sukardi
9/9/2014
Kebingungan aku
kemarin, akhirnya terjawab dan doaku dikabulkan Allah SWT. Aku yang bingung
mencari pekerjaan. Akhirnya ada temanku, yang bernama Resiyanto, menawarkan
pekerjaan. Yakni ngajar ngaji privat. Di jalan Karimata.
Aku merasa
bahagia. Setidaknya sudah ada jalan yang lurus. Pintu telah terbuka. Sekarang
aku harus berusaha untuk memanfaatkannya. Memanfaatkannya dengan sebaik
mungkin. Ini selain kerja, juga berbagi ilmu. Karena manusia yang bermanfaat
itu ialah manusia yang bisa berguna bagi manusia lain. Ilmu yang bermanfaat
juga ilmu yang bisa diajarkan atau disalurkan. Bukan hanya di simpan sendiri.
Aku jadi
teringat ketika aku kecil dulu. Orang tuaku sangat mendukung aku, di dalam
berkarya dan menuntut ilmu. Siang harinya aku sekolah, dan pada malam harinya
aku mengaji. Dari kegiatan keseharianku itu, ingin menjadi tenaga pengajar,
yang siang mengajar di sekolah dan kalau malam mengajar ngaji.
Ketika kelas 3
SD aku ngaji ke pak Ustad Solehudin. Tapi tidak lama, kalau tidak salah hanya
tiga malam aku ngajinya, dikarena kaget, ketika ada seniorku dimarahin, padahal
aku tidak dimarah, cuman aku merasa takut aja. Sejak kejadian itu, aku tidak
mengaji lagi, padahal aku sedang semangat banget, dan aku sendiri yang mau
masuk ngaji, melihat teman-teman yang berlalu lalang di depan rumah, membuat
aku ingin ikut ngaji juga.
Setahun
kemudian, aku masuk ngaji ke rumah Ustad Rasem, beliau juga guru ngajinya bapak
ku ketika remaja dahulu. Yang menyuruh ngaji di tempat beliau, yakni ibu
kandungku tercinta, ibu siti Nurhasanah, istri dari pak Suhardi. Tepat pada
kelas 4 SD, aku mengaji di rumah ustad Rasem.
Aku semangat
sekali. Karena bisa di bilang aku di paksa masuk ngaji, karena lagi
bandel-bandelnya, suka bermain-main dan berjalan-jalan. Menumpang nonton ke
rumah warga. Ketika itu, ibu memaksa aku pulang, dan aku di pukul dengan batang
singkong hingga patah tiga, kemudian aku di suruh mandi, dan di suruh makan,
setelah itu tidur.
Ke esokan
harinya, aku sudah masuk ngaji, dan semangat, gak peduli hujan, gak nunggu di
suruh, kalau hanya sakit ringan, aku masih pergi mengaji, saking semangatnya.
Terima kasih guru-guru ngajiku, yang telah ikhlas membagi ilmu. Aku juga sering
mengikuti moment lomba mengaji tingkat desa hingga kabupaten. Sejak kelas 6 SD
sampai kelas 3 SMA, aku mengikuti lomba tersebut. Alhamdulillah sering mendapat
juara, tapi yang utama mengaji karena mengharap ridho Allah SWT.
Pada kelas 1
SMA, aku di minta ustad Rasem, mengajar ngaji di masjid Nurul Masjid Nurul
Ma’rifah, Desa Teluk Batang, Kabupaten Kayong Utara. Aku langsung menerima
perintah beliau, karena sebagai guru besar, aku sangat menghargai ustad rasem,
dan kalau ketemu beliau aku sangat segan dan hormat. Aku semangat banget ketika
mendengar suara beliau, aku selalu mendapat pesan yang membangun dan mendidik
aku kedepan.
Awalnya tawaran
mengajar nagji privat, tidak langsung ku konfirmasi, karena aku masih bingung
dengan kendaraan. Tempatnya lumayan jauh kalau aku berjalan kaki dari
Mujahidin. Aku tanya teman-teman di facebook, aku mencari sepeda seken.
Aku juga posting
sms. Ada bang Alimin yang menyarankan, mencari sepeda seken di pasar loak.
Kemudian aku menghubungi temanku, robiyanto, ketika semester 2 kuliah di IAIN
Pontianak, ada menawarkan sepedanya. Namun aku belum tertarik dan mikir lagi,
tidak terlalu jauh dari Mujahidin ke IAIN. Berjalan kaki hanya membutuhkan
waktu 15 menit. Dan setelah di hubungi, di semester 3 ini, sepeda si Robi sudah
di kembalikan ke kampungnya.
Aku tidak patah
semangat. Aku masih mencari cara. Dan aku sms si Ummi MF, sahabat baikku. Dia nyaranin,
diambil aja kerjaan itu. Masalah kedepan bisa diatur, seperti menyesuaikan
jadwal perkuliahan. Si Ummi juga ngajar, dia les privat. Dan tempatnya masih searah
ke Johar. Ummi ngajar di gang belibis.
Setelah banyak
pertimbangan, hatiku juga mau. Tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan dan
peluang. Kemudian buat masa depan dan menambah pengalaman. Akhirnya aku
konfirmasi kepada bang Resi, aku mau buat ngajar nagji privat. Terima kasih
atas suport Ummi MF, semangat. Yang penting ada kerjaan halal. Niat dan fokus.
Semoga lancar, amin J *
0 Komentar