Jakarta, Pohon Rindang- Peringatan Hari Air Dunia (HAD) tahun 2018 mengambil tema internasional “Nature for Water” yang kemudian diadaptasi menjadi "Lestarikan Alam Untuk Air" sebagai tema nasional di Indonesia.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan peringatan HAD ke-26 ini menjadi momentum bagi seluruh masyarakat dunia untuk bekerja sama sekaligus memelihara alam untuk keberlanjutan sumber daya air.
"Peringatan HAD tidak hanya seremoni semata. Tahun ini puncak peringatan akan dipusatkan di Danau Rawa Pening, Kabupaten Semarang yang tengah dilakukan revitalisasi. Hal ini sekaligus bagian sosialisasi pentingnya penyelamatan situ, danau, embung dan waduk,” kata Menteri Basuki dalam peringatan HAD 2018 di Kampus Kementerian PUPR, Jakarta, Jumat (23/3/2018).
Acara peringatan HAD 2018 di Kampus PUPR dimulai sejak jam 07.00 WIB dimulai senam pagi dan dilanjutkan dengan sosialisasi cara pembuatan lubang biopori dan teknologi Penampung Air Hujan (PAH) kepada PNS dan Calon PNS di lingkungan Kementerian PUPR.
Lubang biopori akan membuat air hujan cepat terserap ke dalam tanah dengan membuat lubang berbentuk silinder dengan menggunakan bor tanah/lingggis. Kedalaman sekitar 80-100 cm dengan pipa paralon berdiameter 10 cm dan panjang 20 cm yang ditutup dengan saringan kawat. Paralon diisi sampah organik agar cacing tanah bisa berkembang dan membuat lubang yang akan membuat air hujan dapat meresap jauh kedalam tanah.
Biopori akan mengurangi aliran air permukaan (run off) sehingga mencegah terjadinya genangan dan banjir. Dalam kesempatan itu Menteri Basuki menyerahkan alat untuk pembuatan biopori di komplek-komplek perumahan pegawai Kementerian PUPR.
Menteri Basuki juga mendapatkan penjelasan mengenai teknologi Penampung Air Hujan (PAH) inovasi Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta dengan metode TRAP (Tampung, Resapkan, Alirkan dan Pelihara). Pratama Tirza Mahasiswa UGM menjelaskan kepada Menteri Basuki bahwa air hujan dialirkan melalui talang masuk ke pipa saringan yang didalamnya diisi bola-bola plastik dan busa yang biasa digunakan pada akuarium yang kemudian ditampung dalam tangki air.
“PAH sudah digunakan masyarakat untuk memanen hujan di daerah rawa Palembang, Sumsel namun belum menggunakan filter. Dengan adanya filter, kualitas air akan lebih baik. Teknologi ini akan kami gunakan di Kabupaten Asmat karena daerah rawa yang sulit air bersih,” jelas Menteri Basuki.
Kementerian PUPR juga tengah membangun sistem drainase, fasilitas ground water tank yang akan menyimpan air hujan yang jatuh di semua kawasan Kampus Kementerian PUPR termasuk di atap semua gedung. Nantinya air yang berhasil di panen akan digunakan sebagai sumber air alternatif kolam sanitasi, water cooling tower dan air bilas toilet.
Turut hadir mendampingi Menteri Basuki yakni Sekretaris Jenderal PUPR Anita Firmanti, Inspektur Jenderal PUPR Rildo A. Anwar, Dirjen Sumber Daya Air PUPR Imam Santoso, Dirjen Bina Marga Arie Setiadi Moerwanto, Dirjen Bina Konstruksi Syarief Burhanuddin, Dirjen Penyediaan Perumahan Khalawi A.H, Dirjen Pembiayaan Perumahan lana Winayanti, Kepala Balitbang Danis H. Sumadilaga, dan Kepala BPSDM Lolly Martina.
(R/Sukardi)
0 Komentar