sukarditb.com

20/SASTRA/ticker-posts

KOPI Kalbar Gelar FGD Tangkal Hoaks Jelang Pilkada Serentak 2018


Pontianak, Pohon Rindang - Komunitas Peduli Informasi (KOPI) Kalbar yang bergerak di bidang literasi media menyelanggarakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema "Tangkal Hoaks dan Bijak Menggunakan Media Sosial Jelang Pilkada Serentak" berlangsung di Pontianak, pada Selasa (27/2).

Ketua KOPI Kalbar, Ainul Yakin, menuturkan, Kalbar akan menggelar pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2018, yakni Pilgub Kalbar, Pilwako Pontianak, serta Pilbup Kabupaten Kubu Raya, Mempawah, Kayong Utara dan Sanggau.

Event lima tahunan ini akan menjadi magnet kuat bagi pemberitaan di daerah dan nasional, baik itu media televisi, radio, surat kabar, majalah, hingga media online. Mereka akan berlomba-lomba menyuguhkan berita yang cepat dan kuat tentang Pilkada Serentak Kalbar 2018 tersebut. Tentu proses pemberitaan itu sudah dimulai sejak proses pendaftaran bakal calon di level politik hingga di Komisi Pemilihan Umum (KPU). Masa kampanye, hari pemilihan, hingga proses perhitungan suara. 

"Namun faktanya, proses peliputan Pilkada di Kalbar, tidak semudah yang dibayangkan. Tidak hanya soal demografi wilayah yang mencapai pelosok, namun juga kuatnya tarik menarik pendukung fanatik pasangan calon. Belum lagi, persoalan suku, ras, agama dan antargolongan, kerap menjadi jualan politik di Kalbar untuk meraih simpati konstituen. Padahal, isu ini menjadi ancaman nyata bagi tumbuh dan terpeliharanya nilai-nilai pluralisme," ujarnya.

Di sisi lain, selama ini Kalbar dikenal sangat rentan dengan gesekan antaretnis, sehingga memantik konflik horizontal berkali-kali. Bukan tidak mungkin, perbedaan pilihan yang meruncing di Pilkada ini, mengulang luka lama tersebut.

"Apalagi dengan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin canggih dan murah, wabah hoaks di media sosial lekas mengubah wajah publik bangsa ini. Gairah kebencian, kecurigaan dan permusuhan terhadap perbedaan agama, etnis atau hal lainnya marak bertebaran di media sosial," tuturnya.

Rovolusi teknologi informasi ini bukan malah menciptakan keterbukaan dan kedewasaan, sebaliknya kecenderungan ekslusif, fanatik, intoleran dan diskriminatif di kalangan masyarakat. Lazimnya, intensitas hoaks bersifat provokatif dan berbau SARA kian begitu kentara. Pasalnya, kabar bohong atau hoax tidak hanya bisa menghinggapi orang-orang dewasa, tapi juga anak-anak dan remaja. Apalagi perkembangan informasi dan media sosial yang bergerak semakin pesat tak bisa dihindari. 

Di era sekarang, semua orang mempunyai akses terhadap ponsel dan komputer. Beragam informasi kian riuh sesak mewarnai media sosial. Tak hanya pihak media, perputaran informasi justru kian deras di tangan pengguna internet, mulai dari orang dewasa sampai dengan anak-anak. Bahkan pengguna media sosial khususnya anak-anak mengaku percaya dengan informasi yang mereka dapat dari media sosial. Media sosial menempati peringkat tertinggi sebagai tempat mencari sumber berita preferensi remaja dan anak-anak.

"Oleh karena itu, dalam rangka menanamkan mindset dan penguatan kapasitas diri untuk menangkal hoaks khususnya pada tahun politik ini, KOPI Kalbar berinisiatif mengadakan pelatihan jurnalistik dan FGD sebagai upaya menangkal hoaks guna mewujudkan Pilkada suskes, aman dan damai," pungkasnya.

FGD ini dihadiri oleh Sultan Pontianak, Ketua MUI Kalbar serta hadir sebagai pemateri pada FGD kali ini yakni PJ Gubernur Kalbar, Kapolda Kalbar, Ketua KPU Kalbar, Ketua Bawaslu Kalbar, Akademisi Untan dan Sekretaris AJI Kalbar.

FGD ini diikuti oleh perwakilan media massa, komunitas penulis, pers mahasiswa, organisasi kepemudaan, dan tokoh masyarakat. 


Sukardi

Posting Komentar

0 Komentar