sukarditb.com

20/SASTRA/ticker-posts

Ikatan Mahasiswa Mahasiswi Madura Kalbar Gelar Dialog Pilkada Bebas SARA


Foto: Ikatan Mahasiswa Mahasiswi Madura (IM3) Kalbar gelar dialog Pilkada Bebas SARA/ Bang Rudi


Pontianak, Pohon Rindang - Ikatan Mahasiswa Mahasiswi Madura (IM3) Kalimantan Barat, mengadakan dialog interaktif dengan tema Pilkada Serentak 2018 Kalbar Bebas SARA, pada Sabtu (24/2).

Dialog ini menghadirkan pembicara dari Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kalimantan Barat, Dr. KH. Zainuddin Asyari, Akademisi, Sahbudi dan Bawaslu Kalimantan Barat Faisal Riza.

Ketua Panitia, M Fauziburrahman, mengatakan, dialog ini bertujuan untuk mencari solusi agar Pilkada terlepas dari hal yang menyinggung Suku, Ras, Agama dan Antargolongan (SARA).

"Peserta diskusi aktif menanyakan terkait dengan jalan keluar dari kasus-kasus Pilkada yang bernuansa SARA," ujarnya.

Sahbudi, selaku pemateri memaparkan dalam forum tersebut bahwa Kalimantan Barat berpotensi rawan konflik untuk Pilkada 2018 mendatang.

"Melalui hasil riset yang di kutip dari laporan Institute For Policy Analisi Of Conflict (IPAC) yang dirilis pada tanggal 21 Februari 2018 menyebutkan bahwa ada tiga daerah di Kalimantan Barat yang rawan politik SARA pada Pilkada 27 juni 2018 nanti. Daerah itu disebut dengan istilah near hinterland yakni Kabupaten Landak, Mempawah dan Kubu Raya," ujarnya.

Sejalan dengan itu Zainuddin Asyari, mengatakan, FKUB dalam ajang pesta demokrasi rakyat pada Pilkada serentak 2018 ini mengajak kepada seluruh elemen tokoh agama agar mengantisipasi agar tidak terjadi politisasi SARA pada pilkada 27 juni 2018 nanti.

Mewakili Bawaslu Kalbar, Faisal riza, juga memaparkan bahwa untuk mengatisipasi politisasi SARA pada ajang pilkada serentak 2018 nanti telah mengintruksikan kepada panwaslu baik di tingkat kabupaten, kota dan kecamatan agar melakukan pengawasan lebih intensif lagi terhadap mobilisasi ASN terkait politisasi SARA dan politisasi uang pada pilkada serentak 27 juni 2018 nanti. 

"Pilkada tanpa SARA memang sulit untuk dinapikan dalam kontes politik. Namun hal itu harus diantisipasi bersama dengan berjalan satu konsep demi menjujung demokrasi yang berintegritas," ujarnya.

(Bang Rudi/Sukardi).

Posting Komentar

0 Komentar