Oleh: Rizki Amalia
Sebelum adanya internet, pelaku kegiatan ekonomi melakukan kegiatannya dengan cara tradisional. Mulai dari berdagang, berbelanja bahkan kegiatan lelang pun dilakukan dengan cara bertatap muka langsung.
Seperti para konsumen yang membeli barang di toko-toko atau terlihat secara fisik, sehingga terjadi pertemuan antara pedagang dan pembeli. Proses transaksi, tawar menawar dan strategi pedagang dalam memikat konsumen pun terlihat nyata. Namun, berkat adanya internet terciptalah teknologi perdagangan secara online yang terintegrasi dengan sistem yang biasa disebut online shop.
Banyaknya aplikasi berbelanja secara online yang terus menerus semakin berkembang, menawarkan promo yang menarik bagi penggunanya. Contohnya, belakangan ini aplikasi berbelanja secara online menawarkan promo gratis ongkos kirim (ongkir) untuk siapapun yang berbelanja menggunakan aplikasi tersebut dengan memenuhi beberapa syarat dan ketentuan yang ada.
Tanpa kita sadari karena adanya promo gratis ongkos kirim (ongkir) yang ditawarkan, tentunya ada dampak negatif terhadap tingkah laku. Pertama, membuat pengguna terlena untuk terus menerus berbelanja, dengan kata lain bisa jadi si pengguna mulai merasakan kecanduan dari berbelanja online. Ketika pengguna sudah kecanduan berbelanja online, susah baginya untuk menghentikannya. Kedua, ada pula dampak negatif lainnya seperti merasa gelisah ketika tidak berbelanja, dampak yang paling berbahaya ini tentunya banyak pengeluaran di luar kebutuhan. Ketiga, tentunya ketika asik berbelanja online, uang pun semakin menipis. Karena membeli barang-barang di luar kebutuhan yang ada. Keempat, nah biasanya konsumen akan lupa waktu ketika asik memilah-milah barang yang ingin dibelinya.
Walaupun sebenarnya ada juga dampak positif dari berbelanja online, seperti tidak perlu panas-panasan keluar rumah, belanja juga lebih murah apalagi dengan banyaknya promo yang ditawarkan. Boleh saja kita berbelanja online, tetapi ingatlah ketika berbelanja pastikan itu sesuai dengan kebutuhan kita. Maka dari itu kita harus menjadi pengguna yang pintar dengan berbelanja sesuai kebutuhan yang kita perlukan.
*Mahasiswi Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Pontianak.
0 Komentar