sukarditb.com

20/SASTRA/ticker-posts

Catatan Ringan, Semester Pertama di STAIN Pontianak 2013



Semangat Jiwa di STAIN Pontianak
Oleh: Sukardi
NIM: 1133110014
Mahasiswa KPI 2013/2014

Alhamdulillah, pada kesempatan ini saya bisa menuliskan sebagian kecil yang saya ketahui tentang Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pontianak. Maklum jikalau saya tidak menuliskan semuanya, bukannya saya tidak mau atau tidak sempat. Akan tetapi alasannya, saya menulis ini, dalam prospek waktu sekarang, status saya sebagai mahasiswa baru semester pertama, belum mengetahui banyak tentang STAIN Pontianak, namun saya akan berusaha untuk terus mencari informasi dan berbagi informasi, pengetahuan serta pengalaman di STAIN Pontianak.


Saya rasa lebih indah lagi, jikalau saya memperkenalkan diri saya pribadi terlebih dahulu. Nama lengkap saya Sukardi, biasa dipanggil Adi TB. TB itu singkatan dari Teluk Batang, nama desa saya berasal. Teluk Batang terletak di Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat. Saya lahir pada tanggal 05 Oktober 1994, tanggal  tersebut bertepatan dengan HUT Angkatan Bersenjeta Republik Indonesia (ABRI). Awalnya saya disuruh masuk ABRI oleh orang-orang di kampung, namun saya kurang berminat dan kriteria untuk menjadi ABRI belum bahkan tidak mencukupi.

Saya lulus Sekolah Menengah Atas (SMA) pada tahun 2013. Saya alumni SMAN 1 Teluk Batang Kabupaten Kayong Utara. Program Studi Ilmu Pengetahuan Alam. Setelah itu Saya melanjutkan studi ke Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pontianak, Jurusan Dakwah Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam.

Kali pertama saya ke STAIN Pontianak pada bulan Juni 2013, Saya berangkat bersama Bang Salim alumni STAIN Pontianak  Fakultas Tarbiyah, Program Studi pendidikan Agama Islam, wisuda pada tahun 2012. Ia bekerja menjaga Gelanggang Olahraga (GOR) STAIN Pontianak.

Malam itu lagi hujan deras, Saya berangkat dari masjid Al-Akbar , Karya Baru 3. Saya ingin tahu kampus STAIN Pontianak.  Sebelumnya Saya hanya tahu profil STAIN Pontianak dari internet dan belum pernah melihat langsung. Di dalam GOR, ada 3 lapangan, yakni lapangan tenis, lapangan bulu tangkis, dan lapangan tenis meja. Sungguh luas dan indah GOR tersebut menurut pandangan dan penilaian saya pribadi, baru di STAIN Pontianak yang memiliki GOR berukuran besar. Aku terpesona melihat GOR STAIN Pontianak tersebut.

Di bagian samping GOR, ada ruangan kecil  yang dijadikan  sebagai sekretariat Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Dari dalam GOR saya keluar dan melihat pemandangan sekitar, setelah itu saya masuk ke UKM Olahraga, ketika itu suasana ruangan gelap sekali, karena tidak ada lampu untuk penerangan. Ruangan itu hanya secuil terang oleh cahaya komputer dan laptop. Saya bertemu dua orang teman di situ dan berbincang-bincang kecil seputar STAIN Pontianak. Dari perbincangan tersebut, saya sedikit mendapat pengetahuan dari mahasiswa tersebut.

Setelah saya terdaftar sebagai mahasiswa dan banyak kegiatan di STAIN Pontianak, saya melihat keadaan UKM berbeda dari kondisi sebelumnya, sekarang UKM-UKM menjadi terang dengan ditambahkan lampu, kalau malam menjadi lebih indah dan terang-benderang.

Tujuan saya masuk kuliah ke STAIN Pontianak, yang paling utama ingin mendapatkan ridho dari Allah SWT, melanjutkan keinginan ibu kandungku agar aku menjadi orang yang berguna, ingin menambah  pengetahuan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, kemudian ingin mengaplikasikan pengetahuan dan pengalaman yang  Saya dapat  kepada masyarakat.

Ada pepatah yang mengatakan “Tak Kenal maka kenalan”, eh salah ya, ?. yang benar ini, “Tak kenal maka tak sayang”,  jadi didalam tulisan ini,  sedikit sejarah dan proses terbentuknya Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Pontianak saya torehkan. Agar kita tahu sejarah awal terbentuknya STAIN Pontianak.

STAIN Pontianak bermula dengan terbentuknya suatu Yayasan Sadar  yang diketuai oleh    A. Muin Sanusi yang berjabat sebagai Walikota madya Pontianak pada masa itu. Selain yayasan, dibentuk pula Dewan Kurator yang pada mulanya diketuai oleh Brigjend Ryacudu, Pangdam XII Tanjungpura. Kemudian, karena mutasi beberapa anggota, pada tahun 1975 diadakan resuffle Dewan Kurator sehingga Brigjend. Kadarusno, Gubernur kalimantan Barat, terpilih sebagai ketua yang baru.

Di dalam Yayasan Sadar dan Dewan Kurator inilah, para Ulama, aparatur Pemerintah Daerah dan masyarakat Kalimantan Barat bekerja sama untuk membentuk dan mewujudkan cita-cita agar di daerah ini berdiri sebuah Lembaga Pendidikan Tinggi Agama Islam.

Pada bulan Juli 1965, yayasan Sadar mendirikan Fakultas Tarbiyah di pontianak yang kemudian disusul dengan Fakultas Ushuluddin di Singkawang. Setelah berjalan selama 4 (empat) tahun, Fakultas ini bersama-sama dengan Fakultas Ushuluddin Singkawang, dinegerikan dengan Surat Keputusan (SK) Menteri Agama No. 26 Tahun 1969 tanggal 6 Agustus 1969 sebagai cabang dari IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta oleh KH. Moh. Dahlan selaku Menteri Agama RI pada saat itu.

Sebelumnya sekitar awal 1969 berdasarkan dokumen kesepakatan antara yayasan Sadar Pembina Fakultas Tarbiyah pontianak dengan Rektor IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta dikirimkan 3 (tiga) orang dosen dari IAIN Jakarta, yaitu Drs. Ahmad Lujito (Ahli lmu pendidikan), Drs. Mardiyo (Ahli bahasa Arab) dan Drs. Moh. Ardani (Ahli ilmu agama).

Kemudian berdasarkan Keputusan Menteri Agama No. 93 Tahun 1973 tentang Pemindahan Fakultas Ushuluddin IAIN Syarif Hidayatullah di Singkawang ke Fakultas Tarbiyah di pontianak, maka Fakulutas Ushuludin di Singkawang akan dileburkan ke Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah di pontianak. Surat Keputusan itu ditanda tangani oleh H. A. Mukti Ali selaku Menteri Agama RI pada bulan Oktober 1973.

Setelah berjalan selama 8 (delapan) tahun, status awal sebagai Fakultas Muda Cabang IAIN Jakarta yang hanya dapat menghasilkan Sarjana Muda, kemudian berkembang menjadi Fakultas Madya pada tahun 1982. Ini berarti sejak tahun 1982 lembaga ini sudah memiliki kewenangan untuk menghasilkan sarjana penuh. Bersamaan dengan perkembangan kelembagaan, status fakultas cabang pun berubah menjadi Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta di Pontianak.

Pada tanggal 1 Desember 1975 Menteri Agama RI mengeluarkan sebuah SK tentang pembentukan Dewan Kurator Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah Cabang pontianak dengan Brigadir Jenderal Kadarusno (selaku Gubernur Kalbar pada saat itu) sebagai Ketua, Mochommad Barir, SH (selaku Walikota pontianak) sebagai Wakil Ketua dan Drs. H. Moh. Ardani (selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah Cab. pontianak) sebagai sekretaris. Kemudian ada 12 orang anggota yaitu M. Yusuf Syueb, Dr. H. Soegeng, Drs. Batara Batubara, Moh. Damiri, Chatib Sjarbaini, Ust. H. A. Rani Mahmud, Tan Abdullah, Drs. Tammar Abdul Salam, Drs. Abdul Rasyid, Usman Samad BA, Ir. Said Ja’far dan satu nama yang tidak terbaca lagi di SK tersebut. Dewan Kurator ini menurut SK tersebut berfungsi sebagai dewan penyantun keperluan/kebutuhan Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah Cabang Pontianak.

Lima belas tahun kemudian, melalui Keputusan Presiden No. 11 tanggal 21 Maret 1997, bertepatan dengan tanggal 12 Dzulqaidah 1417 H., Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta di pontianak, bersama-sama dengan 32 Fakultas Jauh IAIN lainnya di seluruh Indonesia, berubah menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) pontianak. Dengan kata lain, STAIN Pontianak beserta STAIN-STAIN lain memperoleh kesempatan untuk mandiri, tidak lagi bergantung kepada IAIN induk.

Independensi yang menjadi konsekuensi dari alih status di atas disambut oleh STAIN Pontianak dengan berbagai kegiatan penataan diri. Penataan ini meliputi penataan organisasi, kurikulum, ketenagaan, dan lain-lain. Sudah barang tentu, penataan infra struktur semacam ini membutuhkan proses waktu. Oleh karena itu, sejak awal STAIN Pontianak sudah menggariskan prinsip dinamisme dan fleksibilitas dalam pengelolaan pendidikannya. Maksud dari penggarisan prinsip ini adalah agar program-program yang dikelola bersifat adaptif, progressive dan yang tak kalah pentingnya adalah market oriented.

STAIN Pontianak merupakan satu-satunya Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri yang  berada di Kalimantan Barat, dan pada tahun 2014 berubah status  dan di resmikan menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak.

Dengan penuh pertimbangan dan menilai seputar profil STAIN Pontianak, Saya Sangat tertarik dan muncul  kemauan dari hati sendiri untuk kuliah STAIN Pontianak. Mengikuti kata orang  belum tentu baik untuk kita, jika tidak tahu apa makna yang mereka katakan. 

Banyak argumen tentang kampus STAIN Pontianak, ada yang bilang A dan ada yang bilang B. Dengan demikian , Saya Putuskan untuk berani dan langsung ke kampus STAIN Pontianak, dan yang saya dapatkan ialah  fakta nyata keindahan kampus STAIN Pontianak beserta kualitas dan fasilitas kampus. Tidak salah Saya memilih kuliah di STAIN Pontianak dan Saya yakin mampu untuk kuliah sampai wisuda, Amin.

Saya tertarik dengan program studi Komunikasi Penyiaran Islam, karena sesuai dengan minat dan hobi Saya, salah satunya di dunia fotografer dan Publik Relation, Serta bidang lainnya yang berhubungan dengan komunikasi. Untuk meningkatkan ilmu Jurnalistik, Saya bergabung di Lembaga Pers Mahasiswa, dan berprofesi sebagai wartawan kampus. Untuk broadcasting, ada laboratorium STAIN TV, serta ada laboratorium fhotografi.

Ketika Saya masuk kuliah di STAIN Pontianak ada 3 jurusan dan 9 Program Studi, yakni Jurusan Tarbiyah didalamnya terdapat Program Studi  Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Bahasa Arab. Kemudian Jurusan  Syariah, didalamnya ada Program Studi Ekonomi Islam, Hukum Islam (Muamalah), Perbankan Syariah. Dan yang terakhir Jurusan Dakwah dengan program Studi Komunikasi dan penyiaran Islam, Bimbingan Konseling Islam, Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, dan Manajemen Dakwah. Tahun 2014 STAIN Pontianak diresmikan Menjadi Isntitut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak, Maka akan ada tambahan Jurusan Kedepannya.

STAIN Pontianak memiliki bundaran yang di beri nama Gazebo. Gazebo tidak  memiliki arti kata yang konkrit, yang Saya ketahui setelah melakukan survey dan bertanya-tanya kepada civitas kampus, salah satunya kepada kepala STAIN Pontianak, DR. Hamka Siregar. Beliau menyatakan, Gazebo itu tempat berkumpul, berdiskudi serta melakukan berbagai  kegiatan yang berhubungan kampus. Bisa on line jaringan  wifi bisa diakses disitu.

Selain Gazebo, ada juga tempat yang menjadi tempat berkumpul para civitas kampus, yakni pendopo. Ada tiga pendopo, pendopo yang pertama posisinya di depan gedung syariah, pendopo yang kedua di depan gedung pasca sarjana, serta yang terakhir itu pendopo yang paling besar di depan gedung tarbiyah, di situ ada kantin kecil yang menjual makanan ringan serta berat.

Ada juga  tempat bersantai yang di sebut DPR yakni Di Bawah Pohon Rindang. Lokasinya di dekat masjid yang di depan yang baru di bangun dan di samping gedung Pasca Sarjana. Kemudian Ada dua kolam yang juga menjadi tempat bersantai, di situ pemandangan indah dan asri. Didalam kolam terdapat bunga teratai yang menyejukkan mata ketika memandangnya.

Kalau Saya pribadi ada tempat khusus yang menjadi tempat mengeluarkan inspirasi yang terpendam, menyurahkan kerinduan, serta menghilangkan kejenuhan. Tempat itu berada di gedung akademik lantai 2, tempatnya berbentuk teras. Kalau kita keluar ke teras itu, langsung terasa angin sepoi-sepoi dan pemandangan di sekitar kampus , serta kendaraan yang berlalu lalang di jalan Suprapto.

Di masjid Syarif Hidayatullah di STAIN Pontianak, juga bisa menikmati udara segar, tepatnya di bagian teras masjid yang luas. Tempat bediskusi juga bersama kawan-kawan, baik itu seputar kelas, kampus dan organisasi.

Di STAIN Pontianak ada tempat yang sering digunakan untuk berbagai acara, gedung itu bernama Unit Pelaksaan Teknis yang disingkat UPT, ruangan teater yang begitu megah. Kalau masuk seperti didalam bioskop. Kemudian di Akademik lantai 4, juga menjadi tempat mengadakan suatu kegiatan. Di gedung Islamic centre syariah, juga pernah digunakan sebagai tempat pelantikan.

Terkenal juga dengan kriminalitas, yang paling sering itu kehilangan helm. Kasus itu terus berulang, semoga kedepan setelah menjadi IAIN, bisa menjadi lebih baik lagi masalah keamanan dan kenyamanan untuk para civitas kampus.

Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) STAIN Pontianak yaitu Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Majelis Tadabbur masjid Syarif Hidayatullah (Matimsya), Lembaga Pers Mahasiswa (LPM), Korp Sukarela yang berhubungan dengan kesehatan, UKM Olahraga, Resimen Mahasiswa (Menwa), Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala), Komunitas Santri (Komsan), UKM Pramuka, UKM Genta swara Khatulistiwa (GSK), UKM Ray Science Band, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Majelis Pemusyawaratan Mahasiswa (MPM), Himpunan  Mahasiswa Jurusan (HMJ) Dakwah, HMJ Syariah dan HMJ Tarbiyah.

Pertama Saya masuk STAIN Pontianak, mengikuti seleksi ujian penerimaan mahasiswa baru di gedung pasca sarjana lantai bawah, nomor ruangan delapan. Ada 700 peserta yang mengikuti ujian gelombang kedua tersebut. Gedung pasca sarjana terasa indah. Terdapat AC didalam ruangan tersebut. Apabila ke lantai atas, sungguh nikmat angin terasa dan pemandangan sekitar kampus yang lumayan megah terasa.

Ketika itu Saya bersama calon mahasiswa STAIN Pontianak ngobrol berrsama di gedung pasca sarjana. Saling berkenalan dan berbagi pengalaman ketika di sekolah masing-masing. Serta melepaskan pendapat yang bisa diterima serta tidak.

Di gedung Pasca Sarjana juga aku mengikuti kegiatan pekan oktober yang diadakan lembaga pers mahasiswa STAIN Pontianak. Kegiatan ini menjadi salah satu agenda sebelum mengikuti pengukuhan anggota baru Lembaga Pers Mahasiswa (LPM).

Perpustakaan di STAIN Pontianak terasa megah, koleksi bukunya lumayan lengkap. Kalau ada tugas kuliah, Alhamdulillah mendapat kemudahan mencari bahan di Perpustakaan tersebut. Suasana yang bersih dan indah, menambah kenyamanan para pengunjung dan pembaca.

Ada tiga perputakaan di STAIN Pontianak, yang pertama perpustakaan Utama yang letaknya berdekatan dengan gedung Pasca Sarjana, dari gerbang masuk kedua langsung kelihatan, serta dari ruas jalan raya Suprapto, Perpustakaan Utama bisa langsung di jumpai tempatnya. Yang kedua Perpustakaan Syariah, letaknya di gedung syariah dan yang terakhir perpustakaan dakwah, letaknya di gedung dakwah.

Di STAIN Pontianak ada rumah susun mahasiswa atau  yang di singkat Rusunawa. Bentuk bangunan lumayan luas dengan tinggi Lima Lantai, dan jumlah kamar yang banyak.Saya pernah naik sampai ke lantai paling atas di Rusunawa, sekedar melihat-lihat pemandangan di sekitar. Tahun pertama Saya masuk Kuliah Rusuna bila di fungsikan. Mungkin masih menunggu peresmian juga, biar meriah begitulah.

Waktu yang Saya punya pada semester pertama kalau dihitung-hitung , dipresentasikan dan di tampilkan dalam bentuk diagram, banyak Saya habiskan  waktu tersebut di kampus STAIN Pontianak. Kegiatan di Lembaga, Organisasi, mencari data untuk tugas kuliah, serta kegiatan lainnya, salah satunya membuat film documenter, Trailer dan video klip untuk lagu yang pernah saya ciptakan, bersama Mas Han ( Hanafi) yang membantu melayout karya tersebut. Semester pertama memang belum terlalu padat dengan tugas kuliah, kalau sudah semester lima ke atas harus fokus dan mulai padat dengan tugas-tugas kuliah.

Satpam kampus sampai kenal sama Saya, karena keseringan melihat wajah Saya nongol di kampus. Kalau ada seminar selalu (kalau tahu) ada Saya nongol, di undang dan gak di undang, datang aja, cari makan. Haha

Kalau mandi di kampus posisi Saya di mana-mana, semua WC kampus Saya jelajahi, dari yang megah, terang dan banyak air, sampai-sampai WC yang kecil, gelap, sedikit air bahkan gak ada airnya.

Saya menjadikan ini hal yang seru-seru saja. Tidak dibuat ribet. Toh bisa hidup saja sudah syukur. Yang ada saja belum di syukuri, malah minta yang lebih. Tidak bisa. Saya sudah berusaha lebih memahami kehidupan menjadi perantau ke kota, yang aku belum paham keadaan di kota.

Awalnya Saya tidak ingin tidur di kampus, karena ketiduran, ya Saya lanjutin saja tidur di kampus. Kalau ada satpam yang geledah, bisa-bisa bangun dengan keadaan mata masih mengantuk.
Pernah ketiduran di laboratium Radio Prokom, maaf  ya bu Juniati, selaku Direktur. Saya sudah lancang tidur di radio, mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Saya pernah tidur di masjid kampus, di kota baru didalam ruko sembako kawan. Aku tidak tersiksa dengan ini, Saya jalani dengan asyik, bukan masalah, ini akan menjadi cara Saya mencari pengalaman hidup. Walau sedikit ekstrim, yang penting halal.

Saya mengenal  Mas Han dari pertama Orientasi Pengenalan Akademik dan Kemahasiswaa (OPAK),  Ia lah yang mengajak Saya tidur di kampus pada awal-awal masuk kuliah. Pertama masih tidak berani dan malu dengan civitas kampus. Enak si tidur di UKM, apalagi dinginnya malam membuat tidur semakin nyenyak. Habis sholat subuh, bawa tidur lagi malah makin seru. Sempat bangunnya mahaiswa sudah pada ramai di kampus. Aku dan Mas Han jadi kalang kabut untuk berkemas-kemas.
Tidak terlalu banyak gaya, tapi memang sudah ada gaya, sebagai tanda manusia yang memiliki rasa untuk mengekpresikan diri. Walaupun tidak terlalu keren, tapi di kampus aku lumayan eksis dan banyak kenal. Aku juga tidak mengerti  kok bisa. Mungkin karena suka buat tulisan di warta kampus. Tapi aku mikir lagi, kok bisa, padahal di tulisan tu gak ada wajahku. Namun aku tetap bersyukur bisa dikenal oleh orang banyak.

Sebab mecari kenalan yang banyak di kampus sudah menjadi target awal aku masuk kuliah. Aku tidak memilah dan memilih mau kenalan di jurusan dan prodi apapun di kampus. Yang penting banyak kawan. Gaya akupun tidak mentok sebagai anak KPI, biasanya aku rapi, pakai batik tapi gak pakek sepatu hitam, karena gak punya, coba punya , pasti dan insyaallah aku pakek donk, pas pakai gaya gitu, aku dikirain anak tarbiyah. Kemudian, kalau aku pakek celana jeans dan baju gaya-gaya boyband, walau belinya lelong di kota baru, tetep saja eksis dan banyak yang like.

Ya sedikit demi sedikit usaha aku mencari banyak kenalan di kampus sudah tampak tanda-tanda kesuksesannya. Tidak hanya di kelas, ke UKM-UKM yang lain pun aku lakukan PDKT alias pendekatan, ke Akademik juga, yang spesial, bisa bertemu pak Dr. H. Hamka Siregar, selaku Rektor STAIN Pontianak. Saya targetkan untuk mewawancarai beliau, walau sudah tiga kali tidak bertemu, akhirnya bisa bertemu juga.

Walau tinggal dimana-mana tidak menjadi masalah bagiku, yang penting bisa bernapas dan bisa mengatur waktu untuk kuliah, yang paling penting bisa mengatur makan serta dimana menyimpan pakaian, haha.

Di UKM Lembaga Pers Mahasiswa STAIN Pontianak, Saya bersama kawan-kawan angkatan Petualang dan Angkatan Spirit sebagai senior serta para divisioner merajut sejuta cerita perjuangan yang berhubungn dengan STAIN Pontianak melalui WARTA sebagai media menyampaikan Informasi kepada civitas kampus. Segala info dari yang biasa-biasa saja sampai yang urgen kami rangkum dalam sebuah penerbitan yang bernama WARTA STAIN Pontianak.

Segala info yang terkait dengan dinamika kampus dan civitas kampus kami buat dalam sebuah informasi dengan media tulisan.

STAIN Pontianak juga banyak mencetuskan berbagai dan banyak karya tulis yang sudah dipatenkan kedalam sebuah buku, yang dibentuk oleh Club Menulis serta Press STAIN Pontianak. Saya  juga bergabung dan berusaha menciptakan karya tulis, melalui Club Menulis STAIN Pontianak, yang diketuai oleh Dr. Yusriadi, MA pada saat itu.

Sebuah penghargaan terhadap STAIN Pontianak yang menjadi pusat kajian islam Borneo, Sungguh menjadi kebanggaan dan amanah yang harus dilaksanakan oleh semua civitas kampus. Nama baik STAIN Pontianak akan terus berkembang dan wujudnya tidak pudar, jikalau ada rasa kebersamaan untuk terus membangun.

Semangat Jiwa di STAIN Pontianak, ini saya tulis bukan hanya sekedar judul dan cara menarik pembaca saja. Namun sesungguhnya, kata-kata tersebut ialah perwujudan dari bukti nyata yang Saya rasakan dari pertama masuk kuliah di STAIN Pontianak, apalagi berubah status menjadi IAIN Pontianak, itu akan terus menuntut Saya untuk berbuat dan bertingkah nyata, membawa akhlakulkarimah, kecerdasan dan pengabdian kepada masyarakat yang berasaskan iman dan islam serta berlandaskan Al-Qur’an wal Hadits.












Posting Komentar

0 Komentar