Semangat
Jiwa di STAIN Pontianak
Oleh: Sukardi
NIM: 1133110014
Mahasiswa KPI 2013/2014
Alhamdulillah, pada kesempatan ini saya bisa
menuliskan sebagian kecil yang saya ketahui tentang Sekolah Tinggi Agama Islam
Negeri (STAIN) Pontianak. Maklum jikalau saya tidak menuliskan semuanya, bukannya saya tidak mau atau tidak sempat. Akan tetapi alasannya, saya menulis ini,
dalam prospek waktu sekarang, status saya sebagai mahasiswa baru semester
pertama, belum mengetahui banyak tentang STAIN Pontianak, namun saya akan
berusaha untuk terus mencari informasi dan berbagi informasi, pengetahuan serta
pengalaman di STAIN Pontianak.
Saya rasa lebih indah lagi, jikalau saya memperkenalkan
diri saya pribadi terlebih dahulu. Nama lengkap saya Sukardi, biasa dipanggil
Adi TB. TB itu singkatan dari Teluk Batang, nama desa saya berasal. Teluk
Batang terletak di Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat. Saya lahir pada
tanggal 05 Oktober 1994, tanggal
tersebut bertepatan dengan HUT Angkatan Bersenjeta Republik Indonesia
(ABRI). Awalnya saya disuruh masuk ABRI oleh orang-orang di kampung, namun saya kurang berminat dan kriteria untuk menjadi ABRI belum bahkan tidak
mencukupi.
Saya lulus Sekolah Menengah Atas (SMA) pada
tahun 2013. Saya alumni SMAN 1 Teluk Batang Kabupaten Kayong Utara. Program
Studi Ilmu Pengetahuan Alam. Setelah itu Saya melanjutkan studi ke Sekolah
Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pontianak, Jurusan Dakwah Program Studi
Komunikasi dan Penyiaran Islam.
Kali pertama saya ke STAIN Pontianak
pada bulan Juni 2013, Saya berangkat bersama Bang Salim alumni STAIN
Pontianak Fakultas Tarbiyah, Program
Studi pendidikan Agama Islam, wisuda pada tahun 2012. Ia bekerja menjaga
Gelanggang Olahraga (GOR) STAIN Pontianak.
Malam itu lagi hujan deras, Saya
berangkat dari masjid Al-Akbar , Karya Baru 3. Saya ingin tahu kampus STAIN
Pontianak. Sebelumnya Saya hanya tahu
profil STAIN Pontianak dari internet dan belum pernah melihat langsung. Di
dalam GOR, ada 3 lapangan, yakni lapangan tenis, lapangan bulu tangkis, dan
lapangan tenis meja. Sungguh luas dan indah GOR tersebut menurut pandangan dan
penilaian saya pribadi, baru di STAIN Pontianak yang memiliki GOR berukuran
besar. Aku terpesona melihat GOR STAIN Pontianak tersebut.
Di bagian samping GOR, ada ruangan kecil yang dijadikan sebagai sekretariat Unit Kegiatan Mahasiswa
(UKM). Dari dalam GOR saya keluar dan melihat pemandangan sekitar, setelah itu saya masuk ke UKM Olahraga, ketika itu suasana ruangan gelap sekali, karena
tidak ada lampu untuk penerangan. Ruangan itu hanya secuil terang oleh cahaya komputer dan laptop. Saya bertemu dua orang teman di situ dan berbincang-bincang
kecil seputar STAIN Pontianak. Dari perbincangan tersebut, saya sedikit
mendapat pengetahuan dari mahasiswa tersebut.
Setelah saya terdaftar sebagai mahasiswa
dan banyak kegiatan di STAIN Pontianak, saya melihat keadaan UKM berbeda dari
kondisi sebelumnya, sekarang UKM-UKM menjadi terang dengan ditambahkan lampu,
kalau malam menjadi lebih indah dan terang-benderang.
Tujuan saya masuk kuliah ke STAIN
Pontianak, yang paling utama ingin mendapatkan ridho dari Allah SWT, melanjutkan
keinginan ibu kandungku agar aku menjadi orang yang berguna, ingin
menambah pengetahuan ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi, kemudian ingin mengaplikasikan pengetahuan dan
pengalaman yang Saya dapat kepada masyarakat.
Ada pepatah yang mengatakan “Tak Kenal maka
kenalan”, eh salah ya, ?. yang benar ini, “Tak kenal maka tak sayang”, jadi didalam tulisan ini, sedikit sejarah dan proses terbentuknya Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Pontianak saya torehkan. Agar kita
tahu sejarah awal terbentuknya STAIN Pontianak.
STAIN Pontianak bermula dengan terbentuknya suatu Yayasan Sadar yang diketuai oleh A. Muin Sanusi yang berjabat sebagai Walikota madya Pontianak pada masa itu. Selain yayasan, dibentuk pula Dewan Kurator yang pada mulanya diketuai oleh Brigjend Ryacudu, Pangdam XII Tanjungpura. Kemudian, karena mutasi beberapa anggota, pada tahun 1975 diadakan resuffle Dewan Kurator sehingga Brigjend. Kadarusno, Gubernur kalimantan Barat, terpilih sebagai ketua yang baru.
Di dalam Yayasan Sadar dan Dewan Kurator inilah, para Ulama, aparatur Pemerintah Daerah dan masyarakat Kalimantan Barat bekerja sama untuk membentuk dan mewujudkan cita-cita agar di daerah ini berdiri sebuah Lembaga Pendidikan Tinggi Agama Islam.
Pada bulan Juli 1965, yayasan Sadar mendirikan Fakultas Tarbiyah di pontianak yang kemudian disusul dengan Fakultas Ushuluddin di Singkawang. Setelah berjalan selama 4 (empat) tahun, Fakultas ini bersama-sama dengan Fakultas Ushuluddin Singkawang, dinegerikan dengan Surat Keputusan (SK) Menteri Agama No. 26 Tahun 1969 tanggal 6 Agustus 1969 sebagai cabang dari IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta oleh KH. Moh. Dahlan selaku Menteri Agama RI pada saat itu.
Sebelumnya sekitar awal 1969 berdasarkan dokumen kesepakatan antara yayasan Sadar Pembina Fakultas Tarbiyah pontianak dengan Rektor IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta dikirimkan 3 (tiga) orang dosen dari IAIN Jakarta, yaitu Drs. Ahmad Lujito (Ahli lmu pendidikan), Drs. Mardiyo (Ahli bahasa Arab) dan Drs. Moh. Ardani (Ahli ilmu agama).
Kemudian berdasarkan Keputusan Menteri Agama No. 93 Tahun 1973 tentang Pemindahan Fakultas Ushuluddin IAIN Syarif Hidayatullah di Singkawang ke Fakultas Tarbiyah di pontianak, maka Fakulutas Ushuludin di Singkawang akan dileburkan ke Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah di pontianak. Surat Keputusan itu ditanda tangani oleh H. A. Mukti Ali selaku Menteri Agama RI pada bulan Oktober 1973.
Setelah berjalan selama 8 (delapan) tahun, status awal sebagai Fakultas Muda Cabang IAIN Jakarta yang hanya dapat menghasilkan Sarjana Muda, kemudian berkembang menjadi Fakultas Madya pada tahun 1982. Ini berarti sejak tahun 1982 lembaga ini sudah memiliki kewenangan untuk menghasilkan sarjana penuh. Bersamaan dengan perkembangan kelembagaan, status fakultas cabang pun berubah menjadi Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta di Pontianak.
Pada tanggal 1 Desember 1975 Menteri Agama RI mengeluarkan sebuah SK tentang pembentukan Dewan Kurator Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah Cabang pontianak dengan Brigadir Jenderal Kadarusno (selaku Gubernur Kalbar pada saat itu) sebagai Ketua, Mochommad Barir, SH (selaku Walikota pontianak) sebagai Wakil Ketua dan Drs. H. Moh. Ardani (selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah Cab. pontianak) sebagai sekretaris. Kemudian ada 12 orang anggota yaitu M. Yusuf Syueb, Dr. H. Soegeng, Drs. Batara Batubara, Moh. Damiri, Chatib Sjarbaini, Ust. H. A. Rani Mahmud, Tan Abdullah, Drs. Tammar Abdul Salam, Drs. Abdul Rasyid, Usman Samad BA, Ir. Said Ja’far dan satu nama yang tidak terbaca lagi di SK tersebut. Dewan Kurator ini menurut SK tersebut berfungsi sebagai dewan penyantun keperluan/kebutuhan Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah Cabang Pontianak.
Lima belas tahun
kemudian, melalui Keputusan Presiden No.
11 tanggal 21 Maret 1997, bertepatan dengan tanggal 12 Dzulqaidah 1417 H.,
Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta di pontianak, bersama-sama
dengan 32 Fakultas Jauh IAIN lainnya di seluruh Indonesia, berubah menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
(STAIN) pontianak. Dengan kata lain, STAIN Pontianak beserta STAIN-STAIN lain
memperoleh kesempatan untuk mandiri, tidak lagi bergantung kepada IAIN induk.
Independensi yang
menjadi konsekuensi dari alih status di atas disambut oleh STAIN Pontianak
dengan berbagai kegiatan penataan diri. Penataan ini meliputi penataan organisasi,
kurikulum, ketenagaan, dan lain-lain. Sudah barang tentu, penataan infra
struktur semacam ini membutuhkan proses waktu. Oleh karena itu, sejak awal
STAIN Pontianak sudah menggariskan prinsip dinamisme dan fleksibilitas dalam
pengelolaan pendidikannya. Maksud dari penggarisan prinsip ini adalah agar
program-program yang dikelola bersifat adaptif, progressive dan yang tak kalah
pentingnya adalah market oriented.
STAIN Pontianak merupakan satu-satunya Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri yang berada di Kalimantan Barat, dan pada tahun 2014 berubah status dan di resmikan menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak.
Dengan penuh pertimbangan dan menilai
seputar profil STAIN Pontianak, Saya Sangat tertarik dan muncul kemauan dari hati sendiri untuk kuliah STAIN
Pontianak. Mengikuti kata orang belum
tentu baik untuk kita, jika tidak tahu apa makna yang mereka katakan.
Banyak argumen tentang kampus STAIN
Pontianak, ada yang bilang A dan ada yang bilang B. Dengan demikian , Saya
Putuskan untuk berani dan langsung ke kampus STAIN Pontianak, dan yang saya
dapatkan ialah fakta nyata keindahan kampus
STAIN Pontianak beserta kualitas dan fasilitas kampus. Tidak salah Saya memilih
kuliah di STAIN Pontianak dan Saya yakin mampu untuk kuliah sampai wisuda,
Amin.
Saya tertarik dengan program studi
Komunikasi Penyiaran Islam, karena sesuai dengan minat dan hobi Saya, salah
satunya di dunia fotografer dan Publik Relation, Serta bidang lainnya yang
berhubungan dengan komunikasi. Untuk meningkatkan ilmu Jurnalistik, Saya
bergabung di Lembaga Pers Mahasiswa, dan berprofesi sebagai wartawan kampus.
Untuk broadcasting, ada laboratorium STAIN TV, serta ada laboratorium
fhotografi.
Ketika Saya masuk kuliah di STAIN
Pontianak ada 3 jurusan dan 9 Program Studi, yakni Jurusan Tarbiyah didalamnya terdapat
Program Studi Pendidikan Agama Islam,
Pendidikan Bahasa Arab. Kemudian Jurusan
Syariah, didalamnya ada Program Studi Ekonomi Islam, Hukum Islam
(Muamalah), Perbankan Syariah. Dan yang terakhir Jurusan Dakwah dengan program
Studi Komunikasi dan penyiaran Islam, Bimbingan Konseling Islam, Ilmu Al-Qur’an
dan Tafsir, dan Manajemen Dakwah. Tahun 2014 STAIN Pontianak diresmikan Menjadi
Isntitut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak, Maka akan ada tambahan Jurusan
Kedepannya.
STAIN Pontianak memiliki bundaran yang
di beri nama Gazebo. Gazebo tidak
memiliki arti kata yang konkrit, yang Saya ketahui setelah melakukan
survey dan bertanya-tanya kepada civitas kampus, salah satunya kepada kepala
STAIN Pontianak, DR. Hamka Siregar. Beliau menyatakan, Gazebo itu tempat
berkumpul, berdiskudi serta melakukan berbagai kegiatan yang berhubungan kampus. Bisa on line
jaringan wifi bisa diakses disitu.
Selain Gazebo, ada juga tempat yang
menjadi tempat berkumpul para civitas kampus, yakni pendopo. Ada tiga pendopo,
pendopo yang pertama posisinya di depan gedung syariah, pendopo yang kedua di
depan gedung pasca sarjana, serta yang terakhir itu pendopo yang paling besar
di depan gedung tarbiyah, di situ ada kantin kecil yang menjual makanan ringan
serta berat.
Ada juga
tempat bersantai yang di sebut DPR yakni Di Bawah Pohon Rindang. Lokasinya
di dekat masjid yang di depan yang baru di bangun dan di samping gedung Pasca
Sarjana. Kemudian Ada dua kolam yang juga menjadi tempat bersantai, di situ
pemandangan indah dan asri. Didalam kolam terdapat bunga teratai yang
menyejukkan mata ketika memandangnya.
Kalau Saya pribadi ada tempat khusus
yang menjadi tempat mengeluarkan inspirasi yang terpendam, menyurahkan
kerinduan, serta menghilangkan kejenuhan. Tempat itu berada di gedung akademik
lantai 2, tempatnya berbentuk teras. Kalau kita keluar ke teras itu, langsung
terasa angin sepoi-sepoi dan pemandangan di sekitar kampus , serta kendaraan
yang berlalu lalang di jalan Suprapto.
Di masjid Syarif Hidayatullah di STAIN
Pontianak, juga bisa menikmati udara segar, tepatnya di bagian teras masjid
yang luas. Tempat bediskusi juga bersama kawan-kawan, baik itu seputar kelas,
kampus dan organisasi.
Di STAIN Pontianak ada tempat yang
sering digunakan untuk berbagai acara, gedung itu bernama Unit Pelaksaan Teknis
yang disingkat UPT, ruangan teater yang begitu megah. Kalau masuk seperti
didalam bioskop. Kemudian di Akademik lantai 4, juga menjadi tempat mengadakan
suatu kegiatan. Di gedung Islamic centre syariah, juga pernah digunakan sebagai
tempat pelantikan.
Terkenal juga dengan kriminalitas, yang
paling sering itu kehilangan helm. Kasus itu terus berulang, semoga kedepan
setelah menjadi IAIN, bisa menjadi lebih baik lagi masalah keamanan dan
kenyamanan untuk para civitas kampus.
Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) STAIN Pontianak
yaitu Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Majelis Tadabbur masjid Syarif Hidayatullah
(Matimsya), Lembaga Pers Mahasiswa (LPM), Korp Sukarela yang berhubungan dengan
kesehatan, UKM Olahraga, Resimen Mahasiswa (Menwa), Mahasiswa Pecinta Alam
(Mapala), Komunitas Santri (Komsan), UKM Pramuka, UKM Genta swara Khatulistiwa
(GSK), UKM Ray Science Band, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Majelis
Pemusyawaratan Mahasiswa (MPM), Himpunan
Mahasiswa Jurusan (HMJ) Dakwah, HMJ Syariah dan HMJ Tarbiyah.
Pertama Saya masuk STAIN Pontianak,
mengikuti seleksi ujian penerimaan mahasiswa baru di gedung pasca sarjana
lantai bawah, nomor ruangan delapan. Ada 700 peserta yang mengikuti ujian
gelombang kedua tersebut. Gedung pasca sarjana terasa indah. Terdapat AC
didalam ruangan tersebut. Apabila ke lantai atas, sungguh nikmat angin terasa
dan pemandangan sekitar kampus yang lumayan megah terasa.
Ketika itu Saya bersama calon mahasiswa
STAIN Pontianak ngobrol berrsama di gedung pasca sarjana. Saling berkenalan dan
berbagi pengalaman ketika di sekolah masing-masing. Serta melepaskan pendapat
yang bisa diterima serta tidak.
Di gedung Pasca Sarjana juga aku
mengikuti kegiatan pekan oktober yang diadakan lembaga pers mahasiswa STAIN
Pontianak. Kegiatan ini menjadi salah satu agenda sebelum mengikuti pengukuhan
anggota baru Lembaga Pers Mahasiswa (LPM).
Perpustakaan di STAIN Pontianak terasa
megah, koleksi bukunya lumayan lengkap. Kalau ada tugas kuliah, Alhamdulillah
mendapat kemudahan mencari bahan di Perpustakaan tersebut. Suasana yang bersih
dan indah, menambah kenyamanan para pengunjung dan pembaca.
Ada tiga perputakaan di STAIN Pontianak,
yang pertama perpustakaan Utama yang letaknya berdekatan dengan gedung Pasca
Sarjana, dari gerbang masuk kedua langsung kelihatan, serta dari ruas jalan
raya Suprapto, Perpustakaan Utama bisa langsung di jumpai tempatnya. Yang kedua Perpustakaan
Syariah, letaknya di gedung syariah dan yang terakhir perpustakaan dakwah,
letaknya di gedung dakwah.
Di STAIN Pontianak ada rumah susun
mahasiswa atau yang di singkat Rusunawa.
Bentuk bangunan lumayan luas dengan tinggi Lima Lantai, dan jumlah kamar yang
banyak.Saya pernah naik sampai ke lantai paling atas di Rusunawa, sekedar
melihat-lihat pemandangan di sekitar. Tahun pertama Saya masuk Kuliah Rusuna
bila di fungsikan. Mungkin masih menunggu peresmian juga, biar meriah
begitulah.
Waktu yang Saya punya
pada semester pertama kalau dihitung-hitung , dipresentasikan dan di tampilkan
dalam bentuk diagram, banyak Saya habiskan waktu tersebut di kampus STAIN Pontianak. Kegiatan
di Lembaga, Organisasi, mencari data untuk tugas kuliah, serta kegiatan
lainnya, salah satunya membuat film documenter, Trailer dan video klip untuk
lagu yang pernah saya ciptakan, bersama Mas Han ( Hanafi) yang membantu
melayout karya tersebut. Semester pertama memang belum terlalu padat dengan
tugas kuliah, kalau sudah semester lima ke atas harus fokus dan mulai padat
dengan tugas-tugas kuliah.
Satpam kampus sampai
kenal sama Saya, karena keseringan melihat wajah Saya nongol di kampus. Kalau ada seminar selalu (kalau tahu) ada Saya nongol, di undang dan gak di undang,
datang aja, cari makan. Haha
Kalau mandi di kampus
posisi Saya di mana-mana, semua WC kampus Saya jelajahi, dari yang megah,
terang dan banyak air, sampai-sampai WC yang kecil, gelap, sedikit air bahkan
gak ada airnya.
Saya menjadikan ini hal yang seru-seru saja. Tidak dibuat ribet. Toh bisa hidup saja sudah syukur. Yang ada saja belum di syukuri, malah minta yang lebih. Tidak bisa. Saya sudah berusaha lebih memahami kehidupan menjadi perantau ke kota, yang aku belum paham keadaan di kota.
Awalnya Saya tidak ingin tidur di kampus, karena ketiduran, ya Saya lanjutin saja tidur di kampus. Kalau ada satpam yang geledah, bisa-bisa bangun dengan keadaan mata masih mengantuk.
Pernah ketiduran di
laboratium Radio Prokom, maaf ya bu Juniati,
selaku Direktur. Saya sudah lancang tidur di radio, mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Saya pernah tidur di
masjid kampus, di kota baru didalam ruko sembako kawan. Aku tidak tersiksa
dengan ini, Saya jalani dengan asyik, bukan masalah, ini akan menjadi cara Saya
mencari pengalaman hidup. Walau sedikit ekstrim, yang penting halal.
Saya mengenal Mas Han dari pertama Orientasi Pengenalan Akademik dan Kemahasiswaa (OPAK), Ia lah yang mengajak Saya tidur di kampus pada awal-awal masuk kuliah. Pertama masih tidak berani dan malu dengan civitas kampus. Enak si tidur di UKM, apalagi dinginnya malam membuat tidur semakin nyenyak. Habis sholat subuh, bawa tidur lagi malah makin seru. Sempat bangunnya mahaiswa sudah pada ramai di kampus. Aku dan Mas Han jadi kalang kabut untuk berkemas-kemas.
Tidak terlalu banyak
gaya, tapi memang sudah ada gaya, sebagai tanda manusia yang memiliki rasa
untuk mengekpresikan diri. Walaupun tidak terlalu keren, tapi di kampus aku
lumayan eksis dan banyak kenal. Aku juga tidak mengerti kok bisa. Mungkin karena suka buat tulisan di
warta kampus. Tapi aku mikir lagi, kok bisa, padahal di tulisan tu gak ada
wajahku. Namun aku tetap bersyukur bisa dikenal oleh orang banyak.
Sebab mecari kenalan yang banyak di kampus sudah menjadi target awal aku masuk kuliah. Aku tidak memilah dan memilih mau kenalan di jurusan dan prodi apapun di kampus. Yang penting banyak kawan. Gaya akupun tidak mentok sebagai anak KPI, biasanya aku rapi, pakai batik tapi gak pakek sepatu hitam, karena gak punya, coba punya , pasti dan insyaallah aku pakek donk, pas pakai gaya gitu, aku dikirain anak tarbiyah. Kemudian, kalau aku pakek celana jeans dan baju gaya-gaya boyband, walau belinya lelong di kota baru, tetep saja eksis dan banyak yang like.
Ya sedikit demi sedikit usaha aku mencari banyak kenalan di kampus sudah tampak tanda-tanda kesuksesannya. Tidak hanya di kelas, ke UKM-UKM yang lain pun aku lakukan PDKT alias pendekatan, ke Akademik juga, yang spesial, bisa bertemu pak Dr. H. Hamka Siregar, selaku Rektor STAIN Pontianak. Saya targetkan untuk mewawancarai beliau, walau sudah tiga kali tidak bertemu, akhirnya bisa bertemu juga.
Walau tinggal dimana-mana tidak menjadi masalah bagiku, yang penting bisa bernapas dan bisa mengatur waktu untuk kuliah, yang paling penting bisa mengatur makan serta dimana menyimpan pakaian, haha.
Di UKM Lembaga Pers Mahasiswa STAIN Pontianak, Saya bersama kawan-kawan angkatan Petualang dan Angkatan Spirit sebagai senior serta para divisioner merajut sejuta cerita perjuangan yang berhubungn dengan STAIN Pontianak melalui WARTA sebagai media menyampaikan Informasi kepada civitas kampus. Segala info dari yang biasa-biasa saja sampai yang urgen kami rangkum dalam sebuah penerbitan yang bernama WARTA STAIN Pontianak.
Segala info yang terkait dengan dinamika kampus dan civitas kampus kami buat dalam sebuah informasi dengan media tulisan.
STAIN Pontianak juga
banyak mencetuskan berbagai dan banyak karya tulis yang sudah dipatenkan
kedalam sebuah buku, yang dibentuk oleh Club Menulis serta Press STAIN
Pontianak. Saya juga bergabung dan
berusaha menciptakan karya tulis, melalui Club Menulis STAIN Pontianak, yang
diketuai oleh Dr. Yusriadi, MA pada saat itu.
Sebuah penghargaan terhadap STAIN
Pontianak yang menjadi pusat kajian islam Borneo, Sungguh menjadi kebanggaan
dan amanah yang harus dilaksanakan oleh semua civitas kampus. Nama baik STAIN
Pontianak akan terus berkembang dan wujudnya tidak pudar, jikalau ada rasa
kebersamaan untuk terus membangun.
Semangat Jiwa di STAIN Pontianak, ini
saya tulis bukan hanya sekedar judul dan cara menarik pembaca saja. Namun
sesungguhnya, kata-kata tersebut ialah perwujudan dari bukti nyata yang Saya
rasakan dari pertama masuk kuliah di STAIN Pontianak, apalagi berubah status
menjadi IAIN Pontianak, itu akan terus menuntut Saya untuk berbuat dan
bertingkah nyata, membawa akhlakulkarimah, kecerdasan dan pengabdian kepada masyarakat
yang berasaskan iman dan islam serta berlandaskan Al-Qur’an wal Hadits.
0 Komentar