sukarditb.com

20/SASTRA/ticker-posts

Con Locon Ala Sukardi (Adi TB)

Con Locon Ala Sukardi (Adi TB)

KKU: Kacong Kayong Utara

Menjadi seorang comica, atau pelawak yang lagi trend sekarang ini, yaitu stand up comedy, sudah menjadi mimpi dan khayalan saya semenjak dari kampung. Setelah berada di kota rantauan, Pontianak, saya juga semakin semangat dan bergebu-gebu untuk jadi comica, melihat di Pontianak ada sarana yang menunjang, serta peminat stand up comedy pun banyak. Tahun 2014 akhir, di Pontianak ada seleksi SUCI 5, stand up comedi Indonesia, yang diadakan oleh tv swasta, Kompas TV. Tapi saya belum siap untuk ikut. Dan pada tahun 2015 ini, saya menunggu SUCI 6, doakan saya panjang umur, dan bisa ikut ajang bergengsi tersebut.

Hari ini, Jumat 5 Juni 2015, Alhamdulillah, saya bisa ikut lomba stand up comedi untuk yang pertama kali. Lomba ini bernama Pekan FTIK mencari bakat, diadakan oleh Dewan Mahasiswa (Dema) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak, di halaman FTIK IAIN Pontianak. Berlangsung dengan seru dan diikuti oleh 12 peserta, dengan gaya khas masing-masing peserta, mampu mengguncang tawa para penonton dan dewan juri.
Saya memang suka menonton film serta tayangan berhubungan dengan komedi, seperti film Warkop DKI, Audisi pelawak TPI (API), SUCI, SKETSA, Malam Minggu Miko, dan banyak lagi. Itu semua memompa darah lawakan pada diri saya. Buku komik dan tulisan gokil lainnya menjadi bumbu sarapan komedi dalam hidup saya.
Di bawah ini, materi stand up comedy pertama saya, selamat membaca..

Pekan FTIK Mencari Bakat
Lomba: Stand Up Comedy
IAIN Pontianak, Jumat, 05 Juni 2015
Calon Comica: Sukardi (Adi TB)
Tema: Pendidikan  
Judul: Media Pendidikan di Zaman Batulisasi
Karya: Sukardi (Adi TB)



#Opening
Assalamualaikum…
Kenalin…nama saya Adi TB, mantap kan?. Kawan-kawan saya banyak yang penasaran dengan singkatan “TB” pada nama saya ini. Karena saya baik hati dan rupawan, alias rupanya perawan, saya beri mereka kebebasan untuk menebak TB. Ada yang membuat saya senang, mereka katakan TB itu Teman Baik.  Ada yang membuat saya senyum-senyum, mereka katakan TB itu Tata Busana, faktanya saya mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam. Terakhir, yang ini bikin saya lapar, mereka katakan TB itu Tempe Bacem.
Ada yang tau TB itu apa? (menunggu audiens itu koor: “….”)
Tak mungkin ada yang tau, la wong orang tua saya saja tidak saya kasi tau. Ya udah, biar tau sama tau, pada kesempatan yang luar biasa ini, saya mau kasi tau. TB itu singkatan dari Teluk Batang, kecamatan di Kabupaten Kayong Utara, daerah saya berasal.
Ini kali pertama saya mengikuti seten up comedy, awalnya saya tidak mengerti, saya jabarkan perkata, stand berdiri, up atas, comedy ngelucu, kayaknya rancu. Akhirnya saya coba apa yang pernah dilakukan sebagian mahasiswa ketika mendapat tugas, mereka menemui dukun, bukan dukun dunia nyata, ini dukun di dunia maya, mbah google. setelah searching di google, ternyata stand up comedy itu kalau di negara saya sebut con locon.
Awal ke Pontianak, status saya tuna asmara, alias jomblo. Saya buka FB,  udah lama bingit tidak buka FB, sampai ada sarang lebahnya. Di kolom pencarian, saya ketik #tuna asmara, nongol  akun cewek, agak cantik. nama akunnya jenniper lopez, kalau di Negara saya, Lopez itu kue singkong yang dibungkus pakei daun pisang, ni lopez untuk cewek cantik. Singkat cerita, kami ketemuan di korem, ehh ternyata namanya bukan jenniper lopez, tapi Jamal, Jamal Lopez. Haha.
#Isi
Dulu ketika sekolah, saya terlibat tawuran. Tawurannya beda dengan zaman sekarang, asal tawuran aja. Kalo saya ada manajemen tawuran. Teman saya, Robi dibagian depan, dengan alat berupa balok, saya bagian tengah, perlengkapan batu, dan yang paling spesial si Aziz bagian konsumsi, membawa nasi bungkus, takutnya pas bentrok, tiba-tiba lapar.
Waktu yang dinanti-nanti pun tiba. Keadaan sangat sengit, Robi maju dengan membawa balok, Aziz maju membawa nasi bungkus. Dan yang teakhir maju saya. Tapi mundur, cantik-cantik. Ketika saya akan maju, saya mengambil bongkahan batu, saya tatap batu itu. Eh, batu kecubung merah dari Ketapang, mahal ni batu. haha
Alhamdulillah, zaman sekarang sudah berbeda, siswa dan mahasiswanya lebih suka kreatifitas, seperti ini “FTIK mencari bakat” tepuk tangan untuk FTIK.
Awal saya sekolah itu tahun 2000. Saya sekolahnya di kampung. Waktu saya sekolah gak ada istilah uang bangku, uang meja, uang bangungan, uang spp, semuanya serba gratis, saking gratisnya, sekolah gak pakei kursi. Saya kira waktu SD aja gak pakai kursi, ternyata sampai sekarang, kadang-kadang lah tak pakei kursi.
Dua bulan kemudian, kami dapat sumbangan. Bukan kursi, tapi tikar. Hari pertama, tikar  itu langsung kami gunakan, baru mata pelajaran pertama, tubuh saya gemetaran, bulu kuduk merinding. Pantaslah, ternyata tikarnya itu bekas bungkus mayat.
Di  zaman batulisasi sekarang ini, media pendidikan bisa menggunakan batu, percaya bisa? jangan percaya, saya lagi bohong.
Caranya gini, setiap siswa diwajibkan memakai batu akik yag telah di standarisasi dan dilegalisasi DisBatNas Dinas Bebatuan Nasional. Misal kelas 6 pake sbatu bacan.
“Anak-anak, perhatikan batu akik kalian masing-masing. Bukan, bukan batu yang itu nak, batu yang ada di tangan kalian”
“Sudah Pak”
“Iya bagus, kemudian gosok-gosok. Apa yang kalian lihat anak-anak?”
“Cover Pak”
“Ya cover. Gosok lagi anak-anak. Lebih kenceng. Apa yang kalian lihat?”
“Daftar isi Pak”
“Oke, kita lanjut lagi. Gosok-gosok terus. Ya terus, gosok…. Gosok… gosok… sayang sekali anak-anak, kalian kurang beruntung.

Suatu hari, Adik saya pulang sekolah nangis-nangis. Saya tanya, “Kenapa Dek?”
“Di marah Guru Bang?”
“Lah, salah mu apa? “
“Gak ada salah bang”
“Lah, apa sebabnya kamu kok di marah?”
“Tugas sudah saya kerjakan Bang. Ketika saya kumpulkan. Si Guru bilang, “Ucup, kamu gak sopan, kakimu itu jangan di atas meja.” 
Saya jawab “Ini tangan bu” 
Guru bilang lagi “Tu kaki Cup, kalo tangan pakei cincin batu akik” .

#Closing
Sinetron zaman sekarang, nilai edukasinya rendah. Contohnya film GGS, Ganteng-Ganteng Sulaiman. Kemaren ada berita, gara-gara nonton GGS, seorang anak kecil membunuh temannya. Kasihan kan. Di sini lah pendidikan yang salah dari Televisi. Waspadalah, waspadalah!
Televisi juga berperan sebagai media pendidikan. Tv itu memiliki 4 fungsi, yakni informasi, pendidikan, ajakan, dan hiburan. Jadi, kita harus mengontrol tontonan, sehingga kita bisa menyerap tayangan yang sehat untuk kita dan anak-anak.
Kita kan tau, di TV itu tayangan untuk orang dewasa diberi tanda menggunakan huruf, “D” Dewasa. kemudian BO, bearti Bimbingan Orang tua, ada lagi SU  tayangan untuk Semua Umur. Dan yang terakhir ini, susah ditemukan, bahkan belum ada di channel manapun, yaitu tayangan yang diberi tanda  huruf ‘N’, Nak kanak.!

Saya Adi TB, Terimakasih. Assalamualaikum…


Posting Komentar

0 Komentar