sukarditb.com

20/SASTRA/ticker-posts

KOMUNIKASI ISLAM




BAB 2
SUMBER ILMU KOMUNIKASI ISLAM



A.    PENDAHULUAN
Sebagai sebuah ilmu, Komunikasi Islam memiliki sumber utama yang sangat potensial untuk digali, yaitu dari al-Quran dan Sunnah. Meskipun tidak berkumpul dalam satu tempat, tetapi bahan baku Ilmu Komunikasi Islam yang terdapat di banyak tempat dalam al-Quran dan Sunnah sangat memungkinkan untuk memformat Ilmu Komunikasi Islam secara sistematis, sehingga menjadi ilmu yang mudah dimanfaatkan oleh akademisi dan masyarakat secara umum.
B.     SUMBER-SUMBER KOMUNIKASI ISLAM
1.      Al-Quran
Defenisi al-Quran

Secara etimologis, al-Quran merupakan bentuk mashdar dari kata qara’ayaqra’uqira’atanwa qur’anan. Kata qara’a bearti menghimpun dan menyatukan. Jadi menurut bahasa al-Quran adalah himpunan huruf-huruf dan kata-kata yang menjadi satu ayat, himpunan ayat-ayat menjadi surat, himpunan surat menjadi mushaf al-Quran. Al-Quran dengan akar kata qara’a , bermakna tilawah atau membaca.
Sebagai sumber yang otentik dan isinya yang mengandung mukjizat, maka al-Quran adalah kitab yang paling layak untuk menjadi sumber Ilmu Komunikasi Islam dan sangat potensial memberikan kontribusi positif dalam perkembangan Ilmu Komunikasi secara umum.

Fungsi al-Quran
1.      Al-Quran sebagai Huda (Petunjuk)
Di antara aktivitas yang sangat memerlukan panduan al-Quran adalah komunikasi, karena setiap manusia sangat tergantung kepadanya dalam menjalani kehidupan ini, bahkan sebelum mereka lahir ke muka bumi.
Sejak diciptakannya manusia pertama, Adam AS, Allah SWT telah membekali beliau dengan modal untuk berkomunikasi. Modal yang diberikan Allah kepada Adam adalah asma (kosa-kata) yang merupakan modal pertama manusia untuk berkomunikasi.
Sejak berada dalam kandungan, disaat usia manusia berumur empat bulan, manusia sudah berkomunikasi dengan Allah Sang Penciptanya. Inti dari komunikasi ini adalah mengenalkan kepada semua manusia yang akan hidup di bumi bahwa yang menciptakan, memelihara dan memperhatikan mereka sejak dalam kandungan sampai mereka meninggal adalah Rabb Tuhan mereka.
2.       Al-Quran sebagai furqan (Pembeda).
Al-Quran dengan sifatnya yang sebagai pembeda, memang diturunkan untuk mempertegas hal-hal yang tidak disepakati oleh manusia, yaitu penentuan mana yang baik dan mana yang buruk.
Diantara kekhasan Islam dalam Ilmu Komunikasi Islam adalah: menyakini bahwa komunikasi adalah bagian daripada ibadah kepada Allah, bukan sekedar untuk kepuasan diri dan menyenangkan orang lain. Seorang muslim harus meniatkan segala perbuatan baikknya untuk ibadah, karena tugas utama keberadaan manusia di muka bumi adalah ibadah. Allah berfirman:
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus , dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.” (Al-Bayyinah:5)
           
            Maksud dari menjalankan agama yang lurus adalah jauh dari syirik (mempersekutukan Allah) dan jauh dari kesesatan.
            Dengan keyakinan ini seorang mukmin bersemangat untuk membangun komunikasi yang positif dan takut melakukan tindakan yang merusak.
3.      Al-Quran sebagai Syifa’.
            Syifa’ artinya obat. Sakit biasanya disebabkan oleh bertemunya dua faktor diri seseorang,  faktor melemahnya kondisi tubuh dan adanya faktor pemicu dari luar diri, seperti berubahnya kondisi alam. Sebagaimana tubuh, hati juga akan mengalami sakit oleh dua kondisi diatas. Jika iman sedang lemah dan godaan diluar besar, biasanya hati akan hancur lebur. Fungsi al-Quran sebagai obat terdapat dalam firmannya:
“Hai manusia, Sesungguhnya Telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Yunus:57).
            Di antara faktor luar yang membuat manusia sakit adalah faktor komunikasi. Komunikasi yang tidak baik bisa melukai hati, menyebabkan permusuhan, bahkan pertumpahan darah. Sedangkan perkataan yang indah bisa membuat suasana hati damai, mengobati hati yang luka, dan menjadi penyebab terjalinnya suasana kekerabatan dan persaudaraan yang kokoh.
4.      Al-Quran sebagai rahmat
            Diantara bentuk kasih sayang Allah yang paling besar kepada manusia adalah diturunkannya al-Quran. Allah berfirman:
“(Tuhan) yang Maha pemurah,Yang Telah mengajarkan Al Quran.” (QS.Ar-Rahman: 1-2).
            Seluruh bentuk kebaikan dan segala hal yang bermanfaat untuk manusia di dunia ini maupun nanti di akhirat masuk dalam kategori rahmat.

2.      As-Sunnah
Selain al-Quran, kita juga dianugrahi panduan teknis bagaimana melaksanakan panduan umum yang terdapat dalam al-Quran. Panduan teknis itulah yang disebut dengan Sunnah. Untuk menjelaskan panduan teknis tersebut Allah mengutus Rasulullah saw.
             
 Defenisi Sunnah
   Ulama hadis sepakat bahwa arti dasar al-sunnah yang berkaitan erat dengan hadis berkisar pada dua makna tersebut:
1.      Al-sirah au al-thariqah, hasanah am sayyiah, Sirah dan Thariqah yang bearti jalan kehidupan atau metode, yang baik ataupun yang buruk.
2.      Al-thariqah al-mahmudah al-mustaqiah, yaitu jalan kehidupan atau metode yang lurus dan terpuji.

Tugas Rasul paling utama adalah menyampaikan risalah Allah kepada manusia. Tugas ini memiliki hubungan yang sangat erat dengan komunikasi.
           
            Fungsi Sunnah
            Fungsi Sunnah adalah sebagai tafsir  bagi al-Quran mengungkap rahasia yang dikandungnya, dan menjelaskan kehendak Allah swt dalam perintah-perintah-Nya atau larangan-larangan-Nya.

3.       Kitab-kitab Para Ulama
Ilmu pengetahuan Islam secara umum dan Ilmu tentang akhlak dan adab secara khusus sangat kaya dengan bahan yang bisa dikembangkan untuk memperkaya  bangunan Ilmu Komunikasi Islam.
1.      Kitab Ihya ‘Ulumuddin
2.      Minhaj al-Qashidin
3.      Riyadhus Shalihin
4.      Kitab Afat al-lisan fi Dhau al-Quran wa al-Sunnah, karya Said bin Ali bin Wahf Al-Qhathani.
5.      Adab al lisan karya Abu Anas Majid al-Nabkan

4.      Ilmu Komunikasi
           Ilmu Komunikasi pada dasarnya mempunyai cirri yang sama dengan pengertian ilmu secara umum.Yang membedakannya adalah pada objek kajiannya, di mana perhatian dan telaah difokuskan kepada peristiwa komunikasi antar manusia.
Tiga pokok pikiran utama:
1.      Objek pengamatan yang jadi focus perhatian dalam ilmu komunikasi adalah produksi, proses dan pengaruh dari system-sistem tanda dan lambing dalam kontek kehidupan manusia.
2.      Ilmu komunikasi bersifat ilmiah empiris (stientific) dalam arti pokok-pokok pikiran dalam ilmu komunikasi (dalam bentuk teori-teori) harus berlaku umum.
3.      Ilmu komunikasi bertujuan menjelaskan fenomena sosial yang berkaitan dengan produksi, proses dan pengaruh dari sistem dan lambang.
     Sehingga secara umum ilmu komunikasi adalah pengetahuan tentang peristiwa komunikasi yang diperoleh melalui suatu penelitian tentang sistem, proses dan pengaruhnya yang dapat dilakukan secara rasional dan sistematis, serta kebenarannya dapat diuji dan digeneralisasikan.
     Ilmu komunikasi dengan karakteristiknya seperti di atas sangat bermanfaat dalam membangun Ilmu Komunikasi Islam. Banyak hal yang bermafaat yang telah disumbangkan oleh Ilmu Komunikasi terutama dalam kajian empiriknya. Karena pertimbangan itulah, dalam membangun Ilmu Komunikasin Islam kita sangat memerlukan Ilmu Komunikasi umum.


Nama: Sukardi
NIM: 1133110014
Jurusan: Komunikasi Dan Penyiaran Islam
Fakultas: Ushuluddin Adab Dan Dakwah
Institut Agama Islam Negeri Pontianak
Sumber Buku: Komunikasi Islam
Penulis: Harjani Hefni
Penerbit: IAIN Pontianak Press
Jl.Letjend Soeprapto No. 19 Pontianak-78121
Cetakan I: Desember 2014


Posting Komentar

0 Komentar