BAB 2
SUMBER ILMU KOMUNIKASI ISLAM
A. PENDAHULUAN
Sebagai
sebuah ilmu, Komunikasi Islam memiliki sumber utama yang sangat potensial untuk
digali, yaitu dari al-Quran dan Sunnah. Meskipun tidak berkumpul dalam satu
tempat, tetapi bahan baku Ilmu Komunikasi Islam yang terdapat di banyak tempat
dalam al-Quran dan Sunnah sangat memungkinkan untuk memformat Ilmu Komunikasi
Islam secara sistematis, sehingga menjadi ilmu yang mudah dimanfaatkan oleh
akademisi dan masyarakat secara umum.
B.
SUMBER-SUMBER
KOMUNIKASI ISLAM
1.
Al-Quran
Defenisi al-Quran
Secara etimologis, al-Quran merupakan bentuk mashdar dari kata qara’a – yaqra’u – qira’atan – wa qur’anan. Kata qara’a bearti menghimpun dan menyatukan. Jadi menurut bahasa
al-Quran adalah himpunan huruf-huruf dan kata-kata yang menjadi satu ayat,
himpunan ayat-ayat menjadi surat, himpunan surat menjadi mushaf al-Quran.
Al-Quran dengan akar kata qara’a ,
bermakna tilawah atau membaca.
Sebagai sumber yang otentik dan isinya yang mengandung mukjizat, maka
al-Quran adalah kitab yang paling layak untuk menjadi sumber Ilmu Komunikasi
Islam dan sangat potensial memberikan kontribusi positif dalam perkembangan
Ilmu Komunikasi secara umum.
Fungsi al-Quran
1.
Al-Quran sebagai Huda (Petunjuk)
Di antara aktivitas yang sangat memerlukan panduan al-Quran adalah
komunikasi, karena setiap manusia sangat tergantung kepadanya dalam menjalani
kehidupan ini, bahkan sebelum mereka lahir ke muka bumi.
Sejak diciptakannya manusia pertama, Adam AS, Allah SWT telah membekali
beliau dengan modal untuk berkomunikasi. Modal yang diberikan Allah kepada Adam
adalah asma (kosa-kata) yang merupakan modal pertama manusia untuk
berkomunikasi.
Sejak berada dalam kandungan, disaat usia manusia berumur empat bulan,
manusia sudah berkomunikasi dengan Allah Sang Penciptanya. Inti dari komunikasi
ini adalah mengenalkan kepada semua manusia yang akan hidup di bumi bahwa yang
menciptakan, memelihara dan memperhatikan mereka sejak dalam kandungan sampai
mereka meninggal adalah Rabb Tuhan mereka.
2.
Al-Quran
sebagai furqan (Pembeda).
Al-Quran dengan sifatnya yang sebagai pembeda, memang diturunkan untuk
mempertegas hal-hal yang tidak disepakati oleh manusia, yaitu penentuan mana
yang baik dan mana yang buruk.
Diantara kekhasan Islam dalam Ilmu Komunikasi Islam adalah: menyakini
bahwa komunikasi adalah bagian daripada ibadah kepada Allah, bukan sekedar
untuk kepuasan diri dan menyenangkan orang lain. Seorang muslim harus meniatkan
segala perbuatan baikknya untuk ibadah, karena tugas utama keberadaan manusia
di muka bumi adalah ibadah. Allah berfirman:
“Padahal
mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan
kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus , dan supaya mereka mendirikan
shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.” (Al-Bayyinah:5)
Maksud
dari menjalankan agama yang lurus adalah jauh dari syirik (mempersekutukan
Allah) dan jauh dari kesesatan.
Dengan
keyakinan ini seorang mukmin bersemangat untuk membangun komunikasi yang
positif dan takut melakukan tindakan yang merusak.
3. Al-Quran sebagai Syifa’.
Syifa’
artinya obat. Sakit biasanya disebabkan oleh bertemunya dua faktor diri
seseorang, faktor melemahnya kondisi
tubuh dan adanya faktor pemicu dari luar diri, seperti berubahnya kondisi alam.
Sebagaimana tubuh, hati juga akan mengalami sakit oleh dua kondisi diatas. Jika
iman sedang lemah dan godaan diluar besar, biasanya hati akan hancur lebur.
Fungsi al-Quran sebagai obat terdapat dalam firmannya:
“Hai manusia, Sesungguhnya Telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu
dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk
serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Yunus:57).
Di
antara faktor luar yang membuat manusia sakit adalah faktor komunikasi.
Komunikasi yang tidak baik bisa melukai hati, menyebabkan permusuhan, bahkan
pertumpahan darah. Sedangkan perkataan yang indah bisa membuat suasana hati
damai, mengobati hati yang luka, dan menjadi penyebab terjalinnya suasana
kekerabatan dan persaudaraan yang kokoh.
4. Al-Quran sebagai rahmat
Diantara
bentuk kasih sayang Allah yang paling besar kepada manusia adalah diturunkannya
al-Quran. Allah berfirman:
“(Tuhan) yang Maha pemurah,Yang Telah mengajarkan Al Quran.”
(QS.Ar-Rahman: 1-2).
Seluruh bentuk kebaikan dan segala hal yang
bermanfaat untuk manusia di dunia ini maupun nanti di akhirat masuk dalam
kategori rahmat.
2.
As-Sunnah
Selain al-Quran, kita juga dianugrahi panduan teknis bagaimana melaksanakan
panduan umum yang terdapat dalam al-Quran. Panduan teknis itulah yang disebut
dengan Sunnah. Untuk menjelaskan panduan teknis tersebut Allah mengutus
Rasulullah saw.
Defenisi
Sunnah
Ulama
hadis sepakat bahwa arti dasar al-sunnah yang berkaitan erat dengan hadis berkisar
pada dua makna tersebut:
1.
Al-sirah au al-thariqah, hasanah am sayyiah,
Sirah dan Thariqah yang bearti jalan kehidupan atau metode, yang baik ataupun
yang buruk.
2.
Al-thariqah al-mahmudah al-mustaqiah, yaitu
jalan kehidupan atau metode yang lurus dan terpuji.
Tugas Rasul paling utama adalah menyampaikan risalah Allah kepada
manusia. Tugas ini memiliki hubungan yang sangat erat dengan komunikasi.
Fungsi Sunnah
Fungsi
Sunnah adalah sebagai tafsir bagi
al-Quran mengungkap rahasia yang dikandungnya, dan menjelaskan kehendak Allah
swt dalam perintah-perintah-Nya atau larangan-larangan-Nya.
3.
Kitab-kitab
Para Ulama
Ilmu
pengetahuan Islam secara umum dan Ilmu tentang akhlak dan adab secara khusus
sangat kaya dengan bahan yang bisa dikembangkan untuk memperkaya bangunan Ilmu Komunikasi Islam.
1. Kitab Ihya ‘Ulumuddin
2. Minhaj al-Qashidin
3. Riyadhus Shalihin
4. Kitab Afat al-lisan fi Dhau al-Quran wa
al-Sunnah, karya Said bin Ali bin Wahf Al-Qhathani.
5. Adab al lisan karya Abu Anas Majid al-Nabkan
4.
Ilmu Komunikasi
Ilmu Komunikasi pada dasarnya mempunyai cirri
yang sama dengan pengertian ilmu secara umum.Yang membedakannya adalah pada
objek kajiannya, di mana perhatian dan telaah difokuskan kepada peristiwa
komunikasi antar manusia.
Tiga pokok pikiran utama:
1. Objek pengamatan yang jadi focus perhatian
dalam ilmu komunikasi adalah produksi, proses dan pengaruh dari system-sistem
tanda dan lambing dalam kontek kehidupan manusia.
2. Ilmu komunikasi bersifat ilmiah empiris
(stientific) dalam arti pokok-pokok pikiran dalam ilmu komunikasi (dalam bentuk
teori-teori) harus berlaku umum.
3. Ilmu komunikasi bertujuan menjelaskan
fenomena sosial yang berkaitan dengan produksi, proses dan pengaruh dari sistem
dan lambang.
Sehingga
secara umum ilmu komunikasi adalah pengetahuan tentang peristiwa komunikasi
yang diperoleh melalui suatu penelitian tentang sistem, proses dan pengaruhnya
yang dapat dilakukan secara rasional dan sistematis, serta kebenarannya dapat
diuji dan digeneralisasikan.
Ilmu
komunikasi dengan karakteristiknya seperti di atas sangat bermanfaat dalam
membangun Ilmu Komunikasi Islam. Banyak hal yang bermafaat yang telah
disumbangkan oleh Ilmu Komunikasi terutama dalam kajian empiriknya. Karena
pertimbangan itulah, dalam membangun Ilmu Komunikasin Islam kita sangat
memerlukan Ilmu Komunikasi umum.
Nama: Sukardi
NIM: 1133110014
Jurusan: Komunikasi Dan Penyiaran
Islam
Fakultas: Ushuluddin Adab Dan Dakwah
Institut Agama Islam Negeri Pontianak
Sumber Buku: Komunikasi Islam
Penulis: Harjani Hefni
Penerbit: IAIN Pontianak Press
Jl.Letjend Soeprapto No. 19
Pontianak-78121
Cetakan I: Desember 2014
0 Komentar