sukarditb.com

20/SASTRA/ticker-posts

Liburan ke Sanggau

Liburan ke Sanggau  bersama Kang Syihab
(2-4 Maret 2015)



Selamat malam pembaca (bagi yang membacanya tulisan ini pada malam hari, selebihnya, silakan disesuaikan dengan waktu anda masing-masing).  

Krik.. krik.. suara jangkrik. Dimana saya berada malam ini? Kalau di kota tidak mungkin ada suara jangkrik semerdu ini. Aduhai, mereka para jangkrik mengeluarkan suara indah, seirama, kompak, memiliki ritme tersendiri. Saya jadi teringat kelompok Drum Band Mahasiswa di kampus. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak, diresmikan pada 1 April 2015, oleh wakil menteri agama Indonesia. Mengapa tidak ketua menteri agama yang meresmikan? ‘mungkin beliau sedang ada urusan’ atau ada hal lain dibalik ini semua?, jawablah di akhirat kelak. Sudah empat kali peresmian STAIN menjadi IAIN gagal. Sedih kitanya. Ingat ke kawan-kawan DB (Drum Band) tidak jadi nampil. Grub DB bernama Genta Swara Khatulistiwa (GSK), terbentuk 2012, masih sangat muda, 2015 ini baru angkatan ketiga.

Berada di mana kah saya?

Saya berada di pedesaan, yang sangat asri. Tidak riuh seperti di perkotaan, ya lumayan mengisi liburan. Karena liburan ini saya tidak pulang kampung. Saya menjadi mentor kelompok 29, kegiatan Pekan Bakti Mahasiswa (PBM) di desa Sungai Asam, Kab. Kubu Raya, Kalimantan Barat (silakan cek di internet).

Kota SANGGAU, di sinilah salah satu kota yang berada di bumi Khatulistiwa, menjadi salah satu tempat yang saya kunjungi. Memang bukan terencana secara khusus, agenda ini saya ikuti, karena ada ajakan dari seorang teman kuliah, ia  bernama Syihabudin, berasal dari Bogor, Jawa Barat, kuliah di IAIN Pontianak, jurusan pendidikan agama islam (PAI). Ia sahabat saya, yang kenalnya di bundaran kampus (Gazebo), kalimat pertama yang terus teringat di benak saya ialah bahasa Pontianak, ia bertanya “ Merampot itu apa artinya?” dengan sedikit tertawa saya kasi tahu artinya, merampot itu sama dengan berbohong (berbual).

Sabtu, 28 Februari 2015, Kang Syihab mengirimkan pesan singkat, yang isinya menanyakan posisi saya. Saat itu saya sedang berada di Asrama Mahasiswa. Menjelang sholat isya, Ia datang, dan langsung menyampaikan tujuan kedatangannya. Ia mengajak saya liburan ke Sanggau. Setelah saya melihat agenda-agenda kedepan, saya menyatakan mau ikut.

Senin, 2 Maret 2015. Saya dan Kang Syihab, menggunakan sepeda motor, pukul 08.33 wib, berangkat  menuju Sanggau, membutuhkan waktu 6 Jam. Rute jalan yang lumayan, ada yang bagus, dan ada yang bergelombang, di sepanjang jalan, di sungguhkan pemandangan yang indah.
Hari ini, meninjakkan kaki pertama saya ke sanggau.

15.36 wib kami sampai di rumah Caca (nama panggilan). Bapak Deniadi, Ibu Maryati. Alamat rumah Echa Destania, Jalan sungai Akar. Makan2, adiknya bernama Egi, kelas 6 SD. Mereka keluarga yang sangat ramah. Malam ini, kami menginap, melepaskan penat, duduk di atas sepeda motor selama kurang lebih 6 jam.  Kami mendapat jamuan yang enak, dengan makanan yang enak. Ada buah-buahan, kue, minuman, dan makan malam gado-gado. Besok kami akan kunjung-kunjung ke rumah kawan-kawan GSK.

Malam ini, bersama teh hangat, saya menulis. Menikmati suara jangkrik, mengantarkan tidur ku, moga Kang Syihab tidurnya tidak joget2, kaki ke kepala, kepala ke kaki, hehe :D
****

Krek.. krek.. krek, suara kodok. Itu menurut saya, silakan anda membuat suara kodok sendiri, sesuai selera. Silahkan ditambahkan variasi, asal jangan berlebihan dalam membentuk suara hewannya. jangan sampai suara kodok menjadi suara sapi. Hehehe..

Malam ini, saya berada di rumah nyi mas (nama Imas Masrifah) ia si weweknya Kang Syihab .di rumahnya Bapak Sukarja, JL. Gunung Biang. di Desa Nanga Biang, Kec. Kapuas. Kab. Sanggau.
Dinamakan Nanga (Naga) Biang, ada Naga di bukit Biang (katanya).

Suasana di desa ini terasa damai. Kalau kata orang Madura, celep artinya sejuk.
Tadi pagi perjalanan kami dari rumah caca setelah sarapan, di lanjutkan ke rumah putra GSK pada pukul 08.00 SP 3, gak tau juga apa artinya, katanya si ya mirip blok. Di jl. Gunung semeru. Di sambut oleh ibunya si putra dengan ramah, seru juga di kasi makan, oya kami sampai pada jam 9.30 ,kemudian lanjutkan perjalanan pada pukul 11.30 ke SP 4, sekitar 15 menit nyampailah di rumah Dwi BN (mbek). Dapat makan juga, asyik. Pada pukul 14, kami pulang ke rumah caca, sampai pada pukul 16.00 setelah pamitan, kami lanjutkan perjalanan pada pukul 16.30 ke rumah nyimas. Pada pukul 18.15 kami melaksanakan sholat magrib di masjid Jami’ Al-Ikhlas.

Dan malam ini, sambil minum teh, saya menulis.
Tadi setelah makan dan ngobrol dengan abahnya neng, saya ke teras bersama Kang kodel (syihab) dan Neng Imas.  Tidak lama, pukul 10 kami sudah istirahat. Lumayan pegal-pegal. Met bobok.
***

Hari ini, hari ketiga di Sanggau. Tepatnya saya dan Kang Kodhel (panggilan) berada di Dusun Nanga Biang. Banyak pohon kelapa sawit  dan karet. Suasana mampu membuat saya menggigil dan susah bangun dari tidur, padahal biasanya sama saja . hehe

Setelah sholat subuh, kami nyantai di ruang tamu. Kami sarapan roti dan minum teh hangat. Sungguh nikmat.

Kemudian kami menjala dan memancing ikan, di empang milik ortu imas. Sekali tebar jala, ikan emas raksasa, haha lebay, maksudnya ikan emas besar, dengan berat kurang lebih dua kilo terangkap di dalam jala yang di tebar oleh kang syihab. Sambil berlari dan dengan penuh semangat, saya membantu kang mengangkat jala dan mengambil ikan.

Selain ikan emas, ada juga ikan gabus dan sepat. Ikannya di goreng dan ikan emas di masak kuah. Kami makan bersama. Sungguh nikmat.

Setelah sholat zuhur, pukul 12.30, kami pulang menuju Pontianak, dan sampai pada pukul 19.30. walau badan terasa pegal-pegal, namun seru mengobatinya. Saya dan Kang mampir ke tanjung raya 1, ke rumah Ummi, memberikan jambu, dari sanggau, ya walau tidak wah sebagai oleh2, karena bisa dikatakan di Pontianak juga banyak jambu, namun perjuangan membawa jambu tersebutlah yang bearti. silakan tepuk tangan, hehe



Liburan ke Sanggau yang terasa Ajib.

***

Posting Komentar

0 Komentar