Kisah Hidupku
Oleh
: Sukardi
Namaku
Sukardi akrab dipanggil Ady. Aku lahir dengan selamat dan
normal di desa
Tanjung Saleh kecamatan
Sungai Kakap kabupaten Kubu Raya. Pada hari senin manis tanggal 5 Oktober 1994
pukul 19.00 WIB,
bertepatan dengan malam Nisfu Sya’ban, dengan bantuan dukun beranak yang
bernama Bedhi binti Bedhun.
Di data akta kelahiran dan
kartu keluarga,
keterangan tentang tempat lahirku di desa Sukamaju Kecamatan Teluk Batang
Kabupaten Kayong Utara. Kayong Utara merupakan kabupaten baru yang terbentuk
pada tahun 2007 pemekaran dari kabupaten Ketapang.
Kata
ibuku, waktu lahir bentuk
tubuhku kecil, seukuran botol kecap. Kalau
pagi hari
aku dijemur menghadap cahaya surya yang baru terbit. Aku di angkat (salai/ diasapi) oleh nenek, katanya untuk
membuat hangat dan menguatkan kulit tubuhku yang sangat rawan dan mudah iritasi
dari pengaruh luar.
Ketika
masih bayi, aku berkulit putih dan memiliki mimik wajah yang mirip cewek,
ketika orang yang baru kenal aku, mereka belum yakin kalau aku cowok. Suatu
hari aku dibawa ibu ke undangan. Pada Saat itu banyak orang yang bertanya jenis
kelaminku, ada yang berkata kepada ibuku, mengapa tidak di kasi anting
telinganya. Ibuku langsung memberi tahu kepada orang itu kalau aku ini anak
cowok. Belum percaya, bahkan sampai-sampai “anuku” diliatin kepada orang
itu. Barulah orang itu percaya, hehe parah deh pokoknya. Bulu mataku melentik,
banyak yang suka. Karena lucu, aku di beri julukan Unyil oleh Saweli , warga jalan Sukamaju. Kalau pamanku yang bernama
Suryatno memberi julukan pak aji lopok. Aku tanyain artinya sama ibu, tapi ibu
tidak tahu. Ya sudah tidak apa-apa, yang penting paman suka dan senang. J
Ketika
kecil namaku Abdul Amin, karena sering sakit, namaku dirubah menjadi Sukardi
oleh dukun beranak jalan
Sukamaju kecamatan Teluk Batang, bernama Wak Bana orang Bugis. Penyakit yang sering aku derita ketika kecil itu yaitu
sakit perut. Ibu menggendong dan mengantarkan aku ke puskesmas dengan berjalan kaki
karena waktu itu orang tuaku tidak punya kendaraan. Namun semangat orang tua ku
tidak pudar dan tetap kuat untuk membesarkan anak-anaknya.
Ayahku
bernama Suhardi hanya beda satu huruf dari namaku. Ayahku putra asli Teluk Batang, anak tunggal (punya adik tapi
wafat ketika kecil) orang tuanya bernama Norhawi dan Kona binti Senen.
Ibuku
bernama Siti Nurhasanah. Ibuku Purti Asli Tanjung Saleh, anak bungsu dari
delapan bersaudara (ini nama saudara ibuku : Muhammad Ali, Khodijah, Bisin,
Subiah, Mislana, Maimuna, Fatimah), orang tuanya bernama H. Abdul Gani bin
Pudin dan Napari Binti Senen.
Aku
anak kedua dari tiga bersaudara. Abangku bernama Muhammad Suripin. Adikku
bernama Fitri Suhana.Umurku senggang
tiga tahun dengan Abang, Sedangkan umurku dan adikku senggang sebelas tahun. Kami bersaudara baik, walau kadang-kadang ada kejadian
dan perbuatan kami yang saling membuat jengkel dan marah. Kami tetap saling
memaafkan. Kadang-kadang kami bermain bersama, mengisi waktu luang kami.
Pekerjaan Ayah ku ialah berkebun karet.
Hari masih subuh Ayah telah bangun untuk pergi menyadap (noreh) karet di kebun. Bisa Noreh ketika cuaca panas, kalau cuaca
hujan tidak bisa noreh. Ayahku juga
mmembuka lahan untuk berladang padi. Pertahun untuk penghasilan berbeda-beda.
Kadang-kadang banyak biasanya sedikit. Rute menuju ladang tidaklah bagus. Jalan
yang berliku-liku dan penuh lubang ketika hujan kuat sangat becek. Jika berjalan kaki memerlukan waktu tiga jam
untuk sampai ladang, kalau menggunakan sepeda membutuhkan waktu satu jam
setengah. Sungguh besar perjuangan Ayah
untuk menafkahi kehidupan ibu, aku dan saudaraku.
Ayahku sosok seorang yang ulet dan
tegas. Dia suka memberi suport dan dukungan kepadaku. Contohnya, ketika aku
akan mengikuti lomba mengaji, olimpiade dan lomba yang lainnya. Ayah selalu
menyempatkan diri untuk mengantarkan aku ke tempat lomba, dan rela meninggalkan
pekerjaannya. Sumgguh aku kagum kepada Ayah yang selalu membimbing aku. Dan
ayah telah memberikan contoh seorang pemimpin yang baik didalam rumah tangga.
Ayah pernah berkata, kalau tidak ingin mati
muda maka jagalah tingkah kita. Maksudnya jangan kita mengacau atau nenbuat
kerusakan dengan cara menjaga sikap dan tingkah laku kita. Aku segan sama Ayah,
untuk berbicara langsung saja masih gugup.
Ketika makan bersama, aku begitu pelan-pelan dalam mengunyah. Kalau kedengaran
kuat ceplas-ceplos aku dikatain mirip bebek yang lagi nyosor cara makannya.
Jadi, dari kecil aku telah diajari etika oleh ayah dan ibu. Dan itu semua aku
rasakan manfaatnya sampai sekarang.
Yang paling
sering ngomel itu ibu, padahal itu bukan marah malahan kata-kata ibu itu adalah
pesan dan cara mendidik kita. Aku paling dekat sama ibu, kalau terjadi apa-apa
suka cerita sama ibu, aku suka tidur sama ibu baru berhenti kelas dua SMP,
berhenti menyusu kelas tiga SD. Aku manja banget sama ibuku. Sekarang setelah
merantau kekota untuk kuliah dan jauh dari ibu terasa sedih sekali dihatiku.
Karena ini kali pertamanya aku jauh dari orang tua.
Namun aku harus
tetap semangat untuk membuat kedua orang tuaku bahagia dan bangga kepadaku yang
dari ketika kecil hanya bisa buat susah mereka. Ayah dan ibu maafkan semua
kesalahanku. Aku akan terus berusaha
yakin bisa menggapai semua tujuan dan semua hal yang akan ku kerjakan
semata-mata mengharap ridho Allah SWT.
*******
Aku masuk Sekolah Dasar pada tahun 2000. Di Sekolah
Dasar Negeri 03 Teluk Batang. Terletak
di desa Karya Maju. Kepala sekolahnya Sutarto S.Pd. Hari pertama daftar sekolah
rasanya takut banget. Aku masih mencoba menyesuaikanb terhadap lingkungan baru.
Langsung belajar, dari kantor aku menuju ruang kelas satu. Aku yang telah siap
dengan tas yang berisi perlengkapan belajar. Setelah perkenalan diri, Pelajaran pertama menulis huruf abjad.
Pelan-pelan aku menulis beberapa huruf abjad bahasa Indonesia. Di sampingku
duduk teman baru yang bernama Gono Nugroho. Gono bingung untuk menulis, ukuran
tulisannya besar-besar. Salah satunya menulis huruf “A” sebesar tiga garis
buku.
Masa
Sekolah Dasar sangat indah. Menjadi awal aku mengenal banyak teman dan
mengetahui dunia belajar mengajar. Sebelum mendaftar dan menjadi siswa, aku memang
sudah sering ke SD 03, ikut abangku sekolah. Sekaligus abang jagain saya,
ketika ayah dan ibu ke kebun maupun ke sawah. Abangku lumayan galak, namun
tetap sayang dan pernuh perhatian. Walaupun dari segi akademik dia kurang
pandai, namun abangku tetap rajin sekolah. Tamat SD, ibu sama bapak menyuruh lanjut ke SM, namun abangku sendiri
yang tidak mau, dan memilih untuk bekerja.
Alhamdulillah aku menjadi juara kelas peringkat 1 dari kelas satu sampai kelas
enam.
Guru-guru
SD ku baik semua sama aku dan kawan-kawan.Guru Pendidikan Agama Islam namanya
Fahria S.Pd, guru matematika namanya Bujang Eflar S.Pd, guru Bahasa Indonesia
namanya Mahud S.Pd SD, Guru IPA namanya Suryanto S.Pd.
Pak
Bujang lumayan galak didalam mengajar, tapi asyik juga dan bisa ngelucu. Pak
Suryanto bisa memberi motivasi, Bu Fahria tegas dengan didikan agamanya, dan
pak Mahud yang telah berhasil membimbing aku untuk bisa berani dan percaya diri
untuk berbicara di khalayak ramai atau muka umum. Guru bahasa Indonesiaku ini
sangat mendukung dan menggenjot aku untuk bisa berpidato.
Dari
kelas empat SD aku telah mendapat amanah untuk menyampaikan pesan dan kesan perwakilan
adik kelas dalam acara perpisahan siswa-siswi kelas 6 SDN 03 Teluk Batang Tahun
2005. Sungguh terasa dag-dig-dug dihatiku, karena menjadi kali pertamaku
berpidato. Aku terus belajar dan latihan di rumah pak Mahud, dan yakin bisa.
Pas pada hari “H” nya, aku masih saja terasa gemetaran. Aku masih menggunakan
mitos lama dan memang bisa jadi iya. “ Air penawar”, ya air itu yang ada
dipikiran ibu dan aku. Bergegas ibu ke rumah dukun kampung dengan membawa air
kedalam botol aqua ukuran 600 ml. Aku langsung meminumnya ketika akan turun
dari rumah. Dengan membaca bismillah aku
berangkat ke sekolah. Masalah air penawar tadi itu, ya percaya tidak percaya,
harus percaya. Ya mau bagaimana juga, manfaatnya minumkan ada, untuk
melancarkan metabolisme. Untuk masalah menghilangkan grogi, saya rasa itu hanya
sugesti yang masuk kedalam pikiran kita.
Ilmu
yang dapat saya ambil ketika akan berpidato yaitu masalah kesiapan dan
pengaturan pola pikir. Dalam pikiran harus positif dan yakin bisa, jangan
berfikiran akan salah, itulah yang akan menggangu pikiran dan konsentrasi.
Penguasaan audien dan tempat juga perlu. Jangankan yang perdana berpidato, yang
sudah biasa saja masih ada yang namanya grogi. Jadi, menurut saya grogi itu
bukan masalah, namun grogi itu sesuatu yang akan hadir ketika kita menghadapi
atau menemukan momen tertentu dan katakanm itu luar biasa.
Dari
pidato pertamaku itu, aku langsung berani berbicara di muka umum. Malahan aku
menjadi ketagihan untuk mengeluarkan atau mengungkapkan kata-kata yang ada di
dalam hati. Kemudian kita bisa di kenal orang banyak, pokoknya asyik banget deh
buat aku pribadi.
Aku
ini sedikit cadel alias tidak bisa menyebutkan dengan baik salah satu huruf
abjad. Huruf “R” yang lumayan sulit untuk aku ucapkan dengan benar. Akan
tetapi, Alhamdulillah aku terpilih untuk menjadi penyampai kata pesan dan kesan
pada perpisahan SD Tahun 2005 sampai 2007, SMP Tahun 2008 sampai 2010, SMA
2011-2012. Sungguh aku memaparkan itu sebagai hal yang aneh. Mungkin mereka
sudah terlanjur suka, atau mungkin terlanjur salah memilih aku. Hehe (bisa
jadi).
Banyak
hikmah yang dapat aku dapatkan, aku bisa berbicara dan tidak terlalu grogi
ketika menjadi MC, moderator, ketua panitia dan sambutan yang lainnya. Jadi, pelajarannya yang harus
diterapkan, mulailah belajar dari yang dasar alias nol umtuk bisa mencapai
puncak harus ada usaha, kemudian untuk membuat ilmu pengetahuan kita bisa
bermanfaat dan mendapat ridho, jangan lupa berdoa kepada Allah SWT, karena
pengetahuan bersumber dari Sang Kholiq lagi Maha Mengetahui.
*******
Aku mulai ingin masuk mengaji pada tahun
2003, melihat kawan-kawan ramai masuk
ngaji. Pertama aku masuk ngaji di rumah pak ustad Solihuddin. Ketika itu Ibu
yang mengantarkan aku masuk ngaji. Hari
pertam dan kedua masuh semangat masuk ngaji, walau sedikit malu-malu ketemu pak
ustad dan teman-teman baru. Tapi malam ketiga menjadi malam terakhir, karena
ada kejadian yang membuat aku troma dan takut untuk masuk mengaji lagi.
Dari hari itu aku tidak mengaji lagi,
hanya suka jalan-jalan pergi menonton ke rumah tetangga. Ibu sungguh marah dengan tingkah laku itu, di suruh ngaji tapi aku
malas dan bangkang terhadap perintahnya.
Pada suatu malam, ketika aku asyik
menonton aku di marah dan suruh pulang. Di jalan aku pukul menggunakan batang
singkong, sampai patah menjadi tiga bagian, betisku menjadi memar, bengkak dan
lumayan sakit.
Sesampainya di rumah, aku di suruh
mandi. Enak kalau di kamar mandi, aku di caburkan dan direndam kedalam parit di
depan rumah. Setelah mandi paksa, hehehe. aku langsung di suruh makan. Ibuku
sayang sama aku walaupun marah tetap saja beliau perhatian dan menyiadakan
makanan untukku.
Besok malamnya aku di daftarkan ngaji ke
rumah ustad Rasem. Aku langsung merasa nyaman dan semangat mengaji sama ustad
Rasem. Akhirnya aku bisa mengaji, dan suka tampil ketika lomba tartil, awalnya
tingkat desa akhirnya sampai di kabupaten. Tadarusan pada bulan ramadhan di
masjid dan mushola. Teman akrabku ketika mengaji itu namanya, Abdurrohim di
panggil dul. Aku suka bonjengan ke sepeda Dul, sampai kelas 5 SD baru bisa
mengendarai sepeda sendiri.
Aku memberanikan diri untuk membawa
sepeda sendiri, bukan sepeda kecil tapi sepeda besar. Awal bisa mengendarai
sepeda sendiri, terasa sangat bangga. Aku main sepeda terus seperti tidak ada
jenuhnya. Maklum baru pandai bersepeda.
Kelas 5 SD aku memotong burungku, alias
khitanan. Sejak itu Aku mulai mengerti untuk menjadi lelaki yang perjaka.
*******
Tahun 2007 aku lanjut ke SMPN 1 Teluk
Batang. Ketika SMP
aku sudah mulai mengikuti kegiatan yang diadakan disekolah, seperti Pramuka,
UKS dan OSIS. Aku mengikuti olimpiade pertama tingkat kabupaten, Olimpiade
Sains Nasional tahun 2008 bidang studi fisika. Namun aku belum bisa lolos ke
tingkat provinsi. Aku lulus SMP pada tahun 2010 .
Tahun
2010 aku Lanjut ke SMAN 1 Teluk Batang. Masa-masa sangatlah seru dan indah dan aku katakan masa
SMA itu sebagai Masa putih abu-abu, ya sesuai dengan seragam yang aku genakan.
Aktif di OSIS, Pramuka, Club drama
selama tiga tahun. Mengikuti dan menjadi Paskibra kecamatan, TAhun 2010
menjadi pasukan 45.2 kemudian Tahun 2011 menjadi pasukan 8, sungguh senang
hatiku menjadi Paskibra.
Kemudian dua kali menjadi perwakilan kabupaten Kayong Utara, setelah
lolos seleksi olimpiade sains tingkat kabupaten dan diutus ke OSN tingkat
provinsi pada tahun 2011 dan 2012 bidang studi ilmu kebumian. Menginap di Hotel
Kapuas Dharma, Sungguh bahagia bisa merasakan hidup enak di hotel selama tiga
hari. Ketika di hotel aku teringat kepada orang tuaku di kampung, dan merasa
terharu karena aku bisa merasakan hotel sedangkan mereka belum. Itu semua aku
rasakan berkat dukungan semangat dan doa kedua orang tua. Ayah saya senantiasa
mengantarkan saya ke kabupaten untuk mengikuti olimpiade. Tahun 2013 aku lulus
SMA.
Tahun 2013 aku lanjut ke jenjang pendidikan perguruan tinggi. Aku kuliah
di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Pontianak, jurusan dakwah program studi
komunikasi penyiaran islam. Bergabung di UKM Lembaga Pers Mahasiswa dan Club
Menulis.
*******
Aku
suka sekali bermain seni islami yakni kasidah. Aku mengenal kasidah sejak tahun
2004. Ketika itu ada seorang istri pak ustad di desaku yang membentuk dan
merekrut aku sebagai anggota baru. Awal aku menabuh gendang , sungguh tidak
bagus bunyinya. Aku tidak putus asa dan terus berusaha, dengan berlatih
sungguh-sungguh. Akhirnya pelan-pelan dan penuh keyakinan akhirnya aku bisa
bermain kasidah. Aku pernah memainkan kentongan, tamborin, ketipung, bass,
gendang gapet, jimbe, dan hampir semua
alat kasidah. Sungguh asyik sekali ketika bermain kasidah, selalu aku sempatkan
diri untuk berlatih.
Pernah
ketika itu akan ada penampilan di acara lomba muharram. Aku sedang sakit,
karena satu hari sebelumnya aku over dosis obat sakit maag. Itu karena
kebiasaan aku, kalau sudah menjadi kesukaan dan penuh tanggung jawab harus aku
laksanakan dan terpenuhi. Tahun 2004 sampai tahun 2006 nama grup kasidah ku
En-Noufa, maknanya berhubungan dengan nama masjid Nurul Ma’rifah yang ada di
desaku.
Tahun
2007 sampai tahun 2012 bernama An-Najwa, artinya pembawa. Tahun 2013 sampai sekarang bernama Diva Shamila,
Nama itu bermaksud karena keinginan pelatih kasidah kami yang berharap punya
anak perempuan. Anak guru kasidah kami sekarang dua cowok semua. Aku fakum dari
kasidah setelah merantau ke kota untuk melanjutkan studi ke bangku kuliah.
Kami
latihan satu minggu dua kali. Guru kami sangat tegas dan ulet dalam membimbing
kami. Nama beliau Siti Nurbaiti istri dari Ustad Abdurrauf Arrahbini. Menantu
dari kyai khauruman kepala pondok pesantren Darul Ulum.
Pertama
latihan di rumah pak ustad, anggotanya ramai. Biasa kalau lagi berkumpul,
diteras untuk anak-anak penari saman. Ruang tamu penabuh gendang, dan pada ruang tengah para
vokalis dan backing vokal.
Penampilan
pertama grub kasidah kami sangat di sambut meriah dan antusias oleh masyarakat,
selain kasidah lengkap kami juga menambahkan alat gendang jaipong yang menambah
kemenarikan suara dan menjadi ciri khas ada penambahan alat-alat tradisional.
Pada
tahun 2007, kami membuat rekaman video dokumentasi kasidah. Menjadi tontonan
dan bahan koreksi. Ketika itu bertepatan dengan bulan Ramadhan. Kami terus
berkarya dan berjuang didalam dunia seni islami. Banyak hambatan dan kendala
yang sering kami hadapi. Namun kami pantang menyerah, terus semangat.
Terasa
indah ketika penampilan kami disaksikan orang banyak, dan membuat hati mereka
suka dengan penampilan kami. Dari kasidah ini, aku mengenal kebersamaan dan
kekompakan yang sangat bermakna dalam kehidupan.
*******
0 Komentar