UN
Bukan Hantu
Oleh:
Sukardi (Adi TB)
Ujian Nasional atau yang lebih dikenal
dengan UN adalah sistem evaluasi standar pendidikan dasar dan menengah secara
nasional dan persamaan mutu tingkat pendidikan antar daerah yang dilakukan oleh
Pusat Penilaian Pendidikan Depdiknas di Indonesia. Undang-Undang Republik
Indonesia nomor 20 tahun 2003 menyatakan bahwa dalam rangka pengendalian mutu
pendidikan secara nasional dilakukan evaluasi sebagai bentuk akuntabilitas
penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Ujian Nasional digunakan sebagai
standardisasi dari pemerintah untuk menguji kelayakan seorang siswa untuk dapat
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan sebagai pemerataan
pendidikan secara nasional. Ujian Nasional juga digunakan sebagai pembanding
tingkat pendidikan Indonesia dan negara lain.
Ujian Nasional merupakan suatu hal yang
sangat dinanti bahkan tidak dinanti pun
akan hadir, seperti hukum kharma bagi
siswa yang menempuh pendidikan dasar dan menengah.
Rasa penasaran dan ketakutan tidak lulus
itu sudah sering terjadi pada siswa, dan tidak dapat dielakkan lagi.
Fenomena-fenomena dan histeria masalah UN setiap tahun terjadi. Semua harus ada
pendekatan dan sosialisasi oleh mentri pendidikan dan pemerintah. Agar para
siswa tidak hilang mental dan bisa jadi menganggap UN itu seperti hantu yag
datang mengganggu dan menyeramkan. Seharusnya UN menjadi sesuatu yang
menyenangkan dan dinanti dengan semangat kehadirannya oleh siswa.
UN seperti hantu di hati para siswa,
tidak mampu diterima begitu saja. Siswa yang akan menghadapi UN ada yang miris dan terbayang-bayang dengan
kejadian dan pengalaman UN yang berlangsung sebelumnya.
Segala cara yang dilakukan siswa, dari
yang rajin belajar, sedang dan malas untuk belajar alias santai-santai saja
untuk menghadapi UN. Ada yang rela merogohkan dan menyisihkan uangnya, bukan
untuk sumbangan dalam jalan kebaikan, akan tetapi uang tersebut rela dilepaskan
kepada oknum yang bekerja menjual kunci jawaban. Dari harga standar, menengah
sampai ada yang puluhan juta rupiah. Padahal KJ alias Kunci Jawaban tersebut
tidak seluruh jawabannya benar, bahkan ada yang betul separuh , setengah,
bahkan salah total.
Saya kasihan dengan
siswa yang telah belajar dan berusaha untuk sekolah, tidak perduli dengan hujan
dan panas. Namun dengan kehadiran UN membuat mereka yang tidak lulus menjadi
putus asa, dan apa yang telah mereka lakukan selama sekolah menjadi sia-sia
belaka.
Mereka para siswa yang kebingungan, dan
tidak memiliki rasa percaya yang kuat dengan kemampuan diri sendiri, dengan
mudahnya dan langsung percaya untuk membeli kunci jawaban.
Padahal mereka telah belajar dan menimba
ilmu, namun bekal yang punya tidak dimanfaatkan.
Ujian Nasional bukan Hantu, itu
kata-kata yang aku buat untuk memberikan stimulus dan rasa percaya diri,
melepaskan rasa ketakutan para siswa yang akan menghadapi Ujian Nasional.
Sikap pro dan kontra seputar UN ini
sempat berlangsung lama, usaha untuk penghapusan sudah ada, akan tetapi tidak
disepakati oleh mentri pendidikan dan pemerintah.
Sebagai pengalaman saya tahun lalu,
kontribusi soal yang telat datang dan perubahan jadwal secara mendadak akan
merubah konsentrasi, bahkan mengurangi semangat para siswa yang sebelumnya
sudah memiliki persiapan. Siswa yang tidak terlalu cakap dalam proses
pembelajaran pun memiliki persiapan dengan caranya masing-masing.
Kepada para siswa yang sebentar lagi
akan berperang menghadapi UN, harus tetap semangat dan yakin dengan kemampuan
diri sendiri. Rasa yakin akan membawa semangat yang kuat. Rasa yakin yang utama
mampu mengalahkan segalanya. Persiapkan mental dan pengetahuan kalian peroleh
selama beberapa tahun sebelumnya untuk menghadapi UN yang tidak lama lagi.
Jangan mau dan mudah percaya dengan iming-iming
penyebaran kunci jawaban. Karena itu bisa merusak konsentrasi kalian. Tetap
yakin dengan hasil belajar kalian. UN bukan hantu. Jangan takut untuk
menghadapinya. Semoga UN 2014 bisa berjalan lancar serta siswa Indonesia lulus dengan hasil yang terbaik.
0 Komentar