sukarditb.com

20/SASTRA/ticker-posts

Sahabat dari Melawi



Sahabat Dari Melawi
Oleh : Sukardi

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Pontianak membuka seleksi penerimaan mahasiswa baru tahun ajaran 2013/2014. Diikuti oleh 663 peserta dari berbagai sekolah baik di Kalimantan maupun dari luar Kalimantan.
Selasa 3 September 2013 hari pertama ujian. Tempat ujianku di ruangan 8 gedung Pasca Sarjana. Ruangannya enak, asyik, bersih dan dingin dengan 3 buah AC.         Nomor pesertaku 130549.

 Aku masuk ruangan pukul 07.15 WIB sebelum ujian di mulai. Aku duduk di bangku urutan kedua ke belakang pada posisi paling kiri menghadap papan tulis.   Suasana pagi masih terasa dingin, di dalam kelas terasa hening seakan-akan tidak ada penghuninya. Padahal di dalam ruangan 8 itu ada 27 orang calon mahasiswa dan 2 orang pengawas ujian.

Didalam hatiku terus terucap doa kepada Allah SWT, agar pikiranku tetap fokus dan tenang didalam mengerjakan soal ujian. Pukul 07:30 WIB, pengawas dengan tegas membaca aturan-aturan didalam mengikuti ujian, aku dan peserta lainnya dengan seksama mendengarkan arahan dari pengawas tersebut agar paham dan jelas.

Dengan mengucapkan asma Allah SWT yang maha pengasih dan maha penyayang, ujian penerimaan mahasiswa baru resmi dimulai. Hari pertama ada dua mata ujian yang di laksanakan, mata ujian jam pertama pengetahuan umum dan agama (PUA) pada pukul 07:30WIB sampai 09:00 WIB. Ujian berjalan dengan lancar dan lumayan menegangkan.

Setelah Selesai mengisi soal ujian, aku refreshkan otak sebentar sebelum mengumpulkan jawaban  kepada pengawas ujian, di sela-sela itu pandanganku tertuju kepada salah satu peserta yang waktu itu aku belum mengetahui namanya, dia duduk di bangku ujian baris ketiga arah ke kanan dan baris kedua ke belakang. Berulang kali aku menoleh kearah dia dengan harapan dia juga menoleh ke arahku, ternyata tidak. Dia tetap fokus dengan lembar soal yang ada dihadapannya. Hatiku terus penasaran ingin mengenal gadis berparas cantik seperti bunga melati putih yang indah, bila dilihat tidak muncul rasa jenuh , yang muncul itu rasa semangat bagiku. Semakin kuat terasa semangat itu ketika aku mulai penat dengan soal-soal ujian yang ada di hadapanku, muncul khayalan dibenakku ingin berkenalan dan ngobrol bersama gadis cantik itu.     Aku melihat kondisi gadis itu sedang tidak enak badan dan sedikit kurang mau berbicara.

Ujian jam pertama telah selesai , aku dan peserta ujian yang lainnya mendapat waktu istirahat 30 menit untuk mencari udara segar diluar kelas, ada teman yang  ke kantin kampus membeli minuman segar pengobat dahaga selama ujian berlangsung. Ketika istirahat aku teringat dengan gadis di ruangan ujian tadi. Hatiku bertanya-tanya,“Siapakah nama gadis itu dan dari sekolah mana dia berasal?. Aku belum mendapatkan jawabannya, ketika jam istirahat aku tidak bertemu gadis itu. Tapi tidak apa-apa dan bukan masalah, aku tidak menyerah untuk mencari cara untuk bisa berkenalan dengan gadis itu.

Waktu istirahat telah selesai, kembali aku masuk ke ruang 8 bersama peserta yang lainnya untuk melanjutkan mata ujian yang kedua yakni tes potensi akademik (TPA) pukul 09:30 WIB sampai 11:30 WIB. Terasa lelah semangatpun terkuras, lagi-lagi pandangan aku tertuju kepada gadis yang ingin aku kenal itu. Dengan spontan semangat dan rasa yakinku tumbuh lagi. Aku melanjutkan mengerjakan soal sampai selesai.      Aku tersenyum mengucapkan kata terimakasih  dengan harapan gadis itu mendengarkan kata terimakasih dari kata hatiku.

Ujian hari pertama telah selesai, aku pulang ke Sekretariat Remaja Mujahidin tempat aku tinggal. Andika Yudha Perkasa berasal dari Ngabang, Dialah yang memberi tempat dan mengajak aku bergabung di organisasi Remaja Mujahidin.

Malam harinya di ruang sekre RM aku teringat kembali dengan wajah gadis itu, hatiku terus bertanya siapa nama gadis itu, mengapa aku tidak langsung berkenalan tadi pagi di kampus. Aku yakin Allah SWT telah mengatur kapan aku bisa berkenalan dengan gadis itu. Hatiku dengan kuat berkata, ayo sukardi beranikan dirimu kalau memang ingin berkenalan dengan gadis itu. Aku berniat untuk berkenalan sama gadis itu besok di kampus. Malam telah berlalu menemani tidurku yang indah dihiasi mimpi , entah mimpi apa akupun lupa dengan mimpinya, namun saya rasa mimpinya indah (lebay kawan).

Rabu 4 September 2013 hari kedua ujian, aku sengaja datang lebih awal ke kampus untuk melihat nomor peserta di bangku gadis itu. Didalam ruangan telah hadir 3 orang peserta yang telah duluan masuk. Aku melihat nomor peserta di depan meja ujian gadis itu, tertera nomor ujian 130542, terus aku menuju tempat daftar nama di dekat pintu. Satu persatu aku lihat daftar nomor peserta dan namanya. Sampai di pertengahan ada nomor peserta yang sama dengan diatas meja tadi , dan pada detik itu akupun tahu siapa nama gadis itu. Namanya Mia Anjelina , sungguh nama yang indah seperti gadis yang memiliki nama tersebut, dalam pikiranku yang ngegombal sendirian.

Gadis itu masuk ke ruang 8 hampir terlambat dan masuk paling terakhir dari peserta lainnya, entah apa penyebabnya. Tapi yang penting dia hadir, dan aku bisa semangat lagi mengikuti ujian. Ujian jam pertama di mulai dengan mata ujian kebahasaan, berjalan lancar dengan soal yang sedikit rumit dikerjakan tapi aku tetap oftimis bisa mengerjakan. Aku periksa kembali hasil jawabanku,dengan tenang menunggu dan ingin mengumpulkan bersama gadis itu. Setelah beberapa menit aku mengecek hasil jawabanku, gadis itu berdiri dan maju mengumpulkan jawaban kepada pengawas ujian. Aku ikut maju ke meja pengawas, akhirnya aku dan gadis itu bersamaan di meja pengawas, namun aku belum berani untuk menatap gadis itu.

Si gadis keluar dan berada diteras ruang 8 gedung Pasca Sarjana sekitar pukul 9 pagi dia berdiri dengan di hangati sinar matahari, aku menghampiri gadis itu tanpa ragu-ragu mengulurkan tangan kananku untuk bersalaman dan mengeluarkan kata-kata untuk berkenalan. Aneh yang terjadi kepadaku, seharusnya orang yang ingin berkenalan belum tahu dengan nama orang yang ingin dikenal, tapi yang terjadi padaku waktu itu berbeda, aku telah mengetahui nama gadis itu.
 “Assalamualaikum, Mia Anjelina ya?..” tanyaku dengan semangat.
“wa’alaikumsalam, iya namaku Mia Anjelina.” Jawab gadis itu.
“lagi gak enak badan ya?”. Aku bertanya lagi seperti wartawan.
“iya, lagi batuk ni”. Jawab gadis itu dengan lemah lembut.

Percakapan kami terus berlanjut dimulai dengan kalimat-kalimat kecil namun terasa akrab dan seperti sudah lama kenal. Dia mengajak aku naik ke lantai 2 gedung Pasca Sarjana untuk bertemu temannya yang lagi ujian di lantai 2. Menaiki tangga sambil terus ngobrol, terasa asyik banget bagiku karena bisa bicara langsung yang sebelumnya hanya bisa melihat dia dari jauh .

Waktu istirahat untuk lanjut jam ujian kedua lumayan lama 30 menit, aku masih bersama Mia, aku bertanya tempat asal , sekolah asal, motivasi serta alasan masuk kuliah di STAIN Pontianak. Dalam hatiku pengen tanya facebooknya Mia, namun kata itu masih tertahan dan tidak terucap.

Lima menit sebelum ujian dimulai aku turun bersama Mia menuju ruang 8,  masuk ruangan untuk mengikuti tes wawancara. Sistem ujiannya maju tiga orang, selebihnya menunggu diluar. Aku bersama Mia sebagai teman baru mencoba menyesuaikan diri. ketika menuju ruangan tadi, aku sempat minta nomor handphone Mia untuk aku hubungi setelah pulang. Mia bilang nanti dulu, dan aku jawab iya dengan senyum tipis kalau ada kumis pasti manis hehehe J.

Ada kejadian lucu dan kata-kata Mia yang  masih aku ingat. Aku mengikuti Mia ketika mau buang sampah, sampai dia berbalik badan dan berkata “aku mau buang tisu ke tempat sampah” . aku kirain mau jalan kemana, akupun tertawa melihat itu, gadis itu hanya ingin buang tisu ke tempat sampah.

Mia pun akhirnya memberikan nomor hapenya, mungkin karena kasihan melihat aku yang membuntuti pergerakan dia. Tapi aku yakin dia ikhlas dan kamipun saling tukaran nomor hape. Giliran Mia maju wawancara, aku dan kawan-kawan peserta yang belum menunggu diluar ruangan. Mia telah selesai, aku bertanya susah tidak wawancaranya, Mia bilang mudah hanya disuruh menulis arab dan mengaji. Dengan penuh rasa siap giliran saya maju untuk ujian wawancara.

Saya kira Mia langsung pulang setelah tes. Ternyata belum pulang, dia menelpon aku yang lagi tes di depan dosen. Untung hapeku di silent, hanya terasa tanda getar yang lumayan mengganggu konsentrasi. Ujian aku selesai dan aku keluar, Aku cek hpku, ternyata ada dua panggilan tidak terjawab dari Mia Anjelina. Aku tidak mengirim pesan , dan langsung keluar dengan tujuan ingin langsung pulang. Setelah sampai di depan gedung Sport Center, terdengar nada panggilan di hapeku dan itu dari Mia Anjelina.

Percakapanku bersama Mia ditelepon berlangsung kurang lebih 30 detik, Mia bilang berada di lantai 2 Pasca Sarjana di tempat aku ngobrol sebelumnya.
Bergegas aku kembali ke gedung Pasca Sarjana untuk menemui Mia yang tadi menelpon dan kami bertemu lagi melanjutkan perbincangan yang terasa nyambung banget dan asyik. Rasanya waktu satu jam tidak cukup untuk obrolan aku dan mia.
Obrolan kami nyambung banget, aku bertanya tentang mia . mia pun ada respon untuk bertanya tentang aku.

Setelah dari gedung Pasca Sarjana, Aku dan Mia turun dan berjalan menuju gazebo (bundaran yang ada di kampus STAIN Pontianak). Di gazebo bisa duduk santai, on line juga bisa , ada wifi dan hotspot untuk akses internet. Ada beberapa mahasiswa senior yang duduk di gazebo dengan aktifitas masing-masing.
Aku melanjutkan obrolanku bersama Mia, Aku bertanya tentang orang tua Mia dan tempat asal Mia. Aku suka dari cara bicaranya, seru banget dan semangat. Pekerjaan Orang tua Mia sama dengan aku, yakni bekerja sebagai pekebun karet. Mia Anjelina berasal dari Desa Tanjung Paoh, Kecamatan Pinoh Utara, Kota Nanga Pinoh, Kabupaten Melawi.

Didalam percakapan di gazebo, terucap pertanyaanku kepada Mia.
“hmmm … Setelah ujian PMB, apa aktifitas Mia?,” aku ingin tahu.
“Mia pulang kampong dulu di, ada hal yang mau mia urusin.” Jawab Mia.
“lama gak, berapa hari?” aku bertanya lagi.
“sekitar tiga hari di, hari pengumuman kelulusan Mia udah di Pontianak”, Mia menjawab dengan jelas.
Percakapan aku dengan Mia di gazebo sekitar tiga puluh menit. Setelah itu, kami sama-sama bersiap untuk pulang ke tempat masing-masing. Aku bersalaman dan berkata,”hati-hati dijalan ya Mia, sampaikan salam aku kepada keluarga Mia di Melawi.”

Gundah terasa dihatiku seakan-akan akan berpisah jauh bersama Mia. Aku merasa aneh dengan rasa itu. Aku melanjutkan komunikasi melalui handphone, sms’an ,dan belum berani menanyakan facebooknya. Biasalah, kalau galau karena si Do’I lagi jauh, tentu pengen liat fotonya. Karena baru kenal, ya gak etis toh ? langsung mau minta foto. Yo wes lah, kapan-kapan aja, kalau sudah kenal dekat baru berani minta fotonya. Ketika Mia di terminal, aku sempat sms. Di dalam perjalanan, handphone mia tidak aktif, aku merasa khawatir. Setelah satu malam diperjalanan, siangnya Mia Sampai di Melawi, aku tahu karena sempat bertanya rute perjalanan Mia dan berapa lama waktu yang ditempuh. Handphone mia tidak aktif ketika aku hubungi. Didalam hatiku terus berdoa, semoga dia baik-baik saja. Entah mengapa, dan apa yang terjadi,aku ingin sekali tahu kabar Mia. sedari menaiki bus menuju melawi, aku mencoba tetap sabar menanti.

Senin 9 September 2013, hari yang aku tunggu untuk melihat hasil ujian penerimaan mahasiswa baru . Hari masih pagi aku sudah berada di kampus, dengan penuh rasa semangat masuk dari gerbang utama. Setelah berjalan sekitar tujuh meter , aku menoleh kebelakang dan ternyata ada Mia Anjelina menggunakan baju warna ungu diiringi senyum indah, Tanpa sungkan aku menyapa Dia.
 “Assalamualaikum Mia, apa kabar?,” tanyaku dengan santun.
“Wa’alaikumsalam Ady, jumpa lagi ni, Alhamdulillah kabar Mia baik-baik saja”. Jawab          Mia dengan penuh keramahan.
“kalau kabar Ady Sendiri Bagaimana?”, mia bertanya balik.
“Allamdulillah, kabar Ady luar biasa”. Jawab aku dengan semangat.
“dag dig dug ni menunggu pengumuman hasil kelulusan”. Ungkap Mia.
“iya Mia, Adi juga dag dig dug , gak bisa tidur tapi makan lahap, hehehe J’’, candaku.
“jam berapa ya penempelan pengumumannya,?’’ mia bertanya.
“belum tau juga ni, mungkin sekitar jam delapan gitulah,” jawabku.

Kami terus berjalan dan bertemu teman-teman yang lainnya, ada kodhel (syihab), paul , dan teman-teman baru lainnya. melihat-lihat keindahan sekitar kampus dan akhirnya kami sampai di DPR (Dibawah Pohon Rindang), ada kursinya untuk bersantai di situ ada beberapa orang yang telah duduk duluan. Posisi DPR ini berada di samping kiri gedung Pasca Sarjana menhadap jalan raya. Ketika duduk si Mia nunjukin foto ibunya di handphone. Dengan senang hati aku memperhatikan, dan aku berkata “ibumu cantik Mia”.

Setelah beberapa jam menunggu info, ternyata belum di tempel. Si Mia pulang dulu ke kost, karena ada urusan sedikit katanya. Sedangkan aku dan kawan-kawan yang lain masih menunggu di kampus. Berjalan aku menuju gedung akademik dan membaca sebuah pemberitahuan info hasil ujian PMB akan di tempel pukul 13:00 WIB. Sungguh terasa masih lama, sedangkan kulihat jam masih pukul 11:00 WIB . Aku putuskan untuk menunggu. Kemudian aku menuju masjid STAIN Pontianak untuk beristirahat sejenak. Aku sms Mia, kalau pengumuman baru tempel pukul 13:00 .
         
Azdan dzuhur berkumandang, aku terbangun  dan bergegas untuk mengambil air wudhu. Aku sholat berjemaah di masjid STAIN Pontianak. Setelah sholat aku berdoa dengan harapan lulus ujian penerimaan mahasiswa baru.

Waktu pengumuman tiba , aku segera menuju papan pengumuman. Disana ternyata telah ramai calon mahasiswa yang membaca hasil kelulusan, aku berusaha menyelip untuk bisa melihat lebih jelas nama-nama yang lulus. Aku lihat satu persatu, di jurusan PAI (pendidikan agama islam) namaku tidak ada, hatiku terasa sedikit pilu. Aku lihat kepilihan kedua jurusan KPI (komunikasi penyiaran islam), pelan-pelan dan dengan teliti aku mencari namaku. Lumayan lama, karena kertas yang di tempel tidak terurut, hatiku mulai kacau dengan kata tanya apakah aku lulus. Beberapa menit kemudian aku menemukan namaku dan lulus di jurusan KPI dan diatas namaku ada Mia Anjelina si gadis cantik dari melawi.

Rasa syukurku terucap kepada Allah SWT, karena telah memberi aku rezeki dan nikmat bisa lulus ujian penerimaan mahasiswa baru di STAIN Pontianak, aku langsung menelpon ibuku di kampung. Betapa bahagianya ibu setelah mendengar kabar aku lulus menjadi mahasiswa.
  Mia belum berada di kampus, aku langsung menelpon Mia.
“Assalamualaikum Mia , kamu dimana sekarang?” aku bertanya dengan tergesa-gesa.
“Wa’alaikumsalam Adi, aku masih di kost ni, bentar lagi ke kampus, ada apa Adi?” Tanya Mia.
“ kita lulus Mia !” ungkapku dengan semangat.
“benar Di,?” Tanya Mia memastikan.
“ iya Mia, benar….!” Jawabku memastikan.
“oke Adi, Mia langsung ke kampus sekarang, tunggu Mia ya,” tandas Mia.

Setelah beberapa menit Mia tiba di kampus dan menuju papan pengumuman yang berada di depan kantor Akademik, Mia ingin memastikan namanya lulus atau tidak. Mia melihat namanya tercantum di jurusan KPI seperti yang telah aku ceritakan. Betapa senangnya hati Mia. Mia menghampiri aku sambil tersenyum. Mia berkata “kita satu jurusan Adi” hem bertemu lagi deh kita. Aku jawab”iya Mia, semangat ya.”

Sabtu, 14 September tehnikal meeting OPAK 2013 di gedung yang sangat megah terdengar dari samping aku Sport Center nama gedung itu sambil melaju kedalam ruangan yang sudah terdapat ratusan  mahasiswa yang sudah menunggu kedatangan para panitia.

Orientasi pengenalan akademik dan kemahasiswaan berlansung dari tanggal 16 sampai dengan tanggl 21 September 2013. Dengan tenang aku duduk dan mendengarkan pengarahan dari senior serta mencatat perlengkapan untuk opak.

 Tibalah waktu pembagian kelompok, aku masuk di kelompok 1 dengan nama kelompok Sultan Hamid II yang di mentoring oleh Bang Alam. Aku dan kawan-kawan kelompok 1 ikut Bang Alam untuk mendapatkan pengarahan kelompok. Masuklah kami di salah satu ruangan, setelah membuka sepatu menuju pintu masuk ruangan, aku menoleh kebelakang dan aku terkejut melihat ada Mia Anjelina, ternyata dia juga masuk di kelompok 1. Hati ku berkata: waduh ketemu lagi sama si Mia. Di dalam diskusi kami membentuk ketua kelompok, dan aku sendiri yang dipilih kawan-kawan menjadi ketua kelompok. aku dan kawan-kawan membuat yel-yel kelompok. Yel-yel itu aku buat jam dua subuh, langsung dapat inspirasi sambil berkemas untuk persiapan perlengkapan opak.Dengan semangat kawan-kawan kelompok 1 menyanyikannya. Opak berjalan lancar dan seru, banyak kegiatan , ilmu dan pengalaman yang kami dapatkan.

Ini yel-yel kelompok 1 :
 
kami ini sultan hamid II
Kelompok yang berjiwa jaya
Semangat hati ikuti opak ini
Sampai selesai nanti

STAIN Pontianak, oke!
Kami bangga padamu
Membentuk generasi pasti
Untuk majukan bangsa ini

Sultan Hamid II
Allahuakbar!

Opak selesai , aku dan kawan-kawan mulai aktif kuliah. Awalnya aku satu kelas bersama Mia di KPI A, setelah ada NIM ternyata namaku ada di KPI B, akhirnya aku pindah ke KPI B. Sempat terasa gundah, karena pisah kelas sama Mia, karena kami akrab banget ketika di kelas maupun di luar kelas. Waktu untuk kami bertemu jadi sedikit berkurang, akupun merasa bingung didalam penyesuaian tugas yang ada di kelas B. Dengan semangat, aku bertanya kepada kawan-kawan di KPI B tentang tugas-tugas apa saja yang diberikan dosen.

Aku tidak tahu apa yang aku rasakan jika aku berjauhan sama Mia , tentu terasa ada beda dan terasa kosong di hati . Aku pernah mencoba untuk menguji perasaan itu.
Aku membuat sebuah permainan untuk saling tidak berkomunikasi selama satu bulan, dan apa yang aku rasakan bersama mia, terasa gundah yang amat berat. Hanya dua hari berlalu dari permainan itu, aku menelpon Mia sekitar pukul setengah dua malam dengan menggunakan nomor pribadi dan aku mengatas namakan Dimas (Diriku masih sendiri). Namun tidak berjalan mulus penyamaranku, karena saking kenalnya Mia sama suaraku, di telpon dia bisa menebak kalau aku yang menelpon.

Aku dan Mia berkomitmen untuk menjadi sahabat yang baik, yang saling melengkapi di kala suka maupun duka. Kami saling mengenal karakter kami masing-masing. Aku merasa nyaman bersama Mia dan kami saling berbagi kisah kehidupan. Kami saling terbuka dan berkata apa adanya. Bagiku Mia adalah seorang sahabat yang bisa memberi aku semangat, pelajaran dan senyuman.  Mia akan menjadi saudaraku di perantauan perjuangan menuntut ilmu.
picture138.jpgMia Anjelina, Sahabat dari Melawi yang tidak akan terlupakan. Semua kisah dan kenangan selama bersama di bangku kuliah akan terekam dan menjadi sebuah ukiran tulisan yang melekat dijiwaku.

            Jika waktu bersahabat dan Tuhan mentakdirkan, aku yakin di usia tua nanti, aku akan bertemu Mia Anjelina lagi.

            Terimakasih Mia Anjelina , telah bersedia menerima aku menjadi sahabatmu.    Aku sayang sama kamu sekarang, nanti dan selamanya.

Posting Komentar

0 Komentar