Peserta Khataman Alquran Massal di Kota Pontianak/Sukardi |
Sebanyak 27.649 peserta dari kalangan pelajar mengikuti Khataman Alquran massal yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Pontianak, berlangsung di Masjid Raya Mujahidin, jalan Jenderal Ahmad Yani, Pontianak, pada Sabtu (14/10) pagi.
Wali Kota Pontianak, Sutarmidji, mengatakan, Khataman Alquran massal ini digelar dalam rangka Hari Jadi Kota Pontianak ke-246.
“Kita mau lihat program pemerintah kota, yaitu anak tamat SMP harus sudah khatam Quran, dan itu berjalan dengan baik, 27 ribu itu artinya kalau tingkat sekolah pendidikan, ini dua angkatan, sehingga program ini betul-betul sukses,” katanya.
Sutarmidji menuturkan, kegiatan Khataman Alquran massal tersebut untuk melaksanakan pendidikan karakter anak. Menurutnya, pendidikan karakter harus dimulai dengan ajaran agama dan diperkuat untuk mereka.
“Untuk memperkuat ajaran dan pemahaman agama yang dianut anak, dia harus memahami isi kandungan kitab suci agamanya masing-masing, dalam hal ini Islam, yaitu Alquran,” ucapnya.
Sutarmidji mengatakan, dalam kesempatan ini, Pemerintah Kota Pontianak ingin melestarikan adat budaya Melayu Pontianak, yaitu biasanya Khataman Quran itu dengan ayam panggang, pulut kuning. Selain itu, hari ini juga memecahkan Rekor Muri untuk pokok telok.
“Pokok telok ini kan budaya Melayu Pontianak dan Kalimantan Barat, hampir tiga ribu pokok telok yang dibawa oleh para peserta khataman Quran, kemudian nasi adab, nasi kuning atau panggang ayam, itu satu kesatuan rangkaian dalam kegiatan kebiasaan atau budaya khataman Quran di Kota Pontianak. Jadi, banyak hal yang bisa kita gali dan promosikan dalam khataman Quran maupun hal-hal yang bersifat tradisional,” katanya.
Khataman Alquran massal ini merupakan kali kedua dalam masa kepemimpinan Sutarmidji sebagai Wali Kota Pontianak. Enam tahun yang lalu sudah jadi program kota, yaitu anak tamat SD sudah bisa baca tulis huruf Alquran, tamat SMP, sudah harus Khatam Alquran.
“Kalau belum tamat SMP belum khatam Alquran, maka kita didik di masjid dan di TPA tertentu dan mushola sekolah, supaya dia khatam Quran,” ucap Sutarmidji.
Sutarmidji mengimbau, program Khataman Alquran massal ini terus berlanjut, karena Alquran menjadi media pendidikan karakter dan mampu memfilter budaya yang tidak sesuai dengan ajaran agama.
“Siapa pun nanti wali kotanya, program ini harus continue, harus dilaksanakan, ini kan salah satu media untuk pendidikan karakter anak, dan juga bisa menjadi media untuk memfilter perkembangan Iptek, yang bisa masuk budaya-budaya yang tidak sesuai budaya lokal. Hanya ajaran agama yang bisa memfilter itu dan akar budaya yang berlandaskan pada agama,” pungkasnya.
(Sukardi)
0 Komentar